Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa memprioritaskan konektivitas antarwilayah sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah itu.
“Maluku merupakan daerah kepulauan, oleh sebab itu konektivitas antarwilayah harus jadi prioritas agar dapat memperlancar arus barang dan perpindahan manusia yang berujung pada pertumbuhan ekonomi,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Jumat.
Menurutnya dengan adanya konektivitas antarwilayah, bisnis dan industri dapat mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan kemampuan kompetitif, dan meningkatkan investasi.
Dengan demikian, bisnis dan industri dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Hendrik memaparkan upaya memperkuat konektivitas antarwilayah yakni pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan , serta jaringan komunikasi yang memadai.
Kemudian pengembangan moda transportasi yang memadai agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses wilayah lain dan meningkatkan kemampuan ekonomi dan sosial.
Ditambah dengan menggerakkan ekonomi lokal melalui UMKM hingga industri yang memadai. Dengan demikian, masyarakat dapat meningkatkan kemampuan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada wilayah lain.
Ia melanjutkan konektivitas antarwilayah juga dapat meningkatkan investasi langsung dari investor domestik dan internasional yang lebih besar yakni investasi infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan.
“Konektivitas antarwilayah sangat memungkinkan untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup karena mendekatkan masyarakat dengan akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan,” katanya.
Selain itu Hendrik juga menyampaikan program sapta cita yang akan dijalankan sebagai Gubernur bersama Wakil Gubernur Abdullah Vanath.
Sapta Cita yang pertama adalah meningkatkan tata kelola pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kesehatan. Kedua, pengentasan kemiskinan dan pengurangan tingkat pengangguran.
Ketiga, memperkuat sumberdaya manusia dan prestasi olahraga, sekaligus menjamin kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan, pemuda serta penyandang disabilitas dalam pembangunan daerah.
Keempat, menyelesaikan permasalahan pendidikan di pulau-pulau, baik infrastruktur maupun distribusi tenaga pengajar secara merata.
Kelima, meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur, membangun konektivitas antarpulau dan antarwilayah menjadi prioritas agar aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar dapat terjamin serta memperlancar arus barang dan manusia.
Keenam, pengelolaan pembangunan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan agar diwariskan ke generasi mendatang.
“Untuk pemerataan ekonomi dan pembangunan, kita akan memperkuat sektor UMKM, membuka aksesibilitas pasar serta menekan disparitas antarwilayah,” kata Hendrik.
Hal itu menurut Hendrik, penting dilakukan agar pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan seluruh masyarakat Maluku, baik yang tinggal di kota maupun di pelosok desa.
Sedangkan Sapta Cita ketujuh adalah pemerataan dan revitalisasi lembaga sosial kemasyarakatan juga menjadi fokus perhatian.
“Dalam semangat hidup orang basudara, maka kita akan memperkuat peran adat dan kearifan lokal dalam menjaga harmoni sosial, serta kepatuhan terhadap hukum yang berlaku,” ujarnya.