Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua Hana Hikoyabi mengimbau semua pihak untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan, khususnya terhadap perempuan asli setempat dan memberdayakan mereka dalam berbagai bidang. "Saya imbau kepada semua pihak, hentikan kekerasan bagi kaum perempuan baik yang dilakukan oleh pribadi dan institusi, tapi mari lindungi dan berdayakan perempuan asli Papua," katanya saat perayaan hari HAM se dunia di Jayapura, Papua, Jumat petang. Menurutnya, kaum perempuan juga mempunyai hak yang sama dan sejajar dengan kaum laki-laki dan selain itu juga mempunyai kelebihan sehingga berbagai perlakukan yang tidak sesuai agar dihentikan. "Kaum perempuan juga mempunyai hak selain kewajibannya, dan banyak kelebihan yang dimiliki olehnya, dan harus mendapatkan perlindungan, keberpihakan dan keadilan serta kebenaran," kata Hikoyabi tanpa mencontohkan. Dikatakannya, perayaan hari HAM Sedunia yang mengambil tema "Refleksi 1.000 Lilin" tersebut mempunyai makna yang dalam untuk kaum perempuan. "Lilin merupakan simbol yang tepat, layaknya seorang perempuan yang menjadi ibu bagi anak-anaknya dalam menerangi," katanya. Selain itu, Hikoyabi mengatakan perayaan HAM Sedunia tersebut juga mengingatkan kembali kepada berbagai peristiwa pelanggaran yang telah terjadi di Papua yang menimpa kaum Perempuan. Dan Koalisi Perempuan Papua Anti Kekerasan HAM yang tergabung dari berbagai LSM lokal dan nasional yang telah mengkampanyekan stop kekerasan terhadap kaumnya sejak 25 November lalu hingga 10 Desember. "Perayaan ini juga mengingatkan kembali kepada kita semua terhadap kekerasan yang telah terjadi kepada kaum perempuan, dan kami yang tergabung dari berbagai LSM telah mengkampanyekan sejak 25 November lalu agar kekerasan tersebut dihentikan," katanya. Untuk itu, Hikoyabi mengajak semua pihak untuk memaknai hari HAM Sedunia dengan mendorong dan menggalang gerakan solidaritas berdasarkan kesadaran bahwa kekerasan terhadap kaum Perempuan merupakan pelanggaran HAM. "Bersama Kita mendorong perlindungan terhadap kaum perempuan dari berbagai kekerasan yang telah dan akan menimpanya, serta meminta semua pihak dengan berbagai kapasitas yang dimiliki agar kekerasan tersebut dihilangkan," ajaknya. Senada itu, Angel Flasy salah seorang pegiat LSM setempat juga meminta agar pemerintah dan pihak terkait agar lebih mengedepankan peranan perempuan Papua dalam segala aspek. "Kami juga harus lebih diberdayakan dan diberikan ruang yang cukup untuk berkarya," kata perempuan asal Sorong tersebut. Menurutnya, apa yang telah dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan perempuan Papua telah terlihat tetapi belum optimal. "Keberpihakan dan pemberdayaan perempuan Papua belum optimal," katanya tanpa merincikan lebih jauh." Perayaan HAM Sedunia yang mengambil tempat di halaman kantor MRP juga diwarnai dengan pameran foto kekerasan, sosialisasi HIV/AIDS, bagi-bagi 300 bunga, dan pembakaran 1.000 lilin secara sombolik oleh ketua MRP Agus Alue Alua.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010