Gubernur Maluku Murad Ismail mendukung gerakan nasional 1.000 startup digital di Maluku pada 2021 yang telah diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak 2016.

"Atas nama Pemprov Maluku saya mendukung program ini karena berdampak besar untuk kemajuan pembangunan wilayah ini sebagai Provinsi Kepulauan," kata Gubernur, di Ambon, Jumat.

Menurutnya, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan Maluku setahun terakhir berdampak berbagai aktivitas dilakukan secara virtual, termasuk tumbuh dan berkembangnya startup digital yang semakin besar.

Menurutnya, inovasi melalui startup digital berkontribusi bagi upaya bersama khususnya pemerintah dalam meningkatkan jumlah pengusaha di tanah air yang masih sedikit, karena pandemi COVID-19.

Menurutnya, kebutuhan obyektif saat ini mendorong peningkatan wirausaha atau innovator muda menghadapi persaingan pasar bebas, memerlukan kemampuan daya saing di berbagai sektor, bukan hanya mampu memanfaatkan pasar domestik tetapi mampu berekspansi ke negara lain;

Selain itu, memaksimalkan pengelolaan potensi daerah sehingga mampu menyerap lapangan pekerjaan.

Gubernur mengemukakan,  kemajuan digitalisasi juga perlu dimanfaatkan menyikapi bonus demografi tahun 2030, dimana jumlah penduduk usia produktif antara 15-64 akan mencapai 70 persen dan sisanya 30 persen usia tidak produktif.

"Karena itu, kami mendukung upaya Kementerian Kominfo mewujudkan 1.000 startup digital, terutama mendorong anak muda dapat mengelola platform bidang agrikultur, kesehatan, pendidikan, pariwisata, logitik dan maritim," ujarnya. 

Gubernur berharap mahasiswa dapat memanfaatkan peluang tersebut karena untuk membuka peluang usaha baru tanpa harus membuka lapak.

Gerakan nasional 1.000 startup digital diinisiasi Kementerian Kominfo sejak 2016 bertujuan menumbuhkan minat generasi muda menjadi pengusaha muda dengan mengakselerasi skala bisnis dan ekosistem digital secara lebih cepat di masa pandemi COVID-19.

Direktur Pemberdayaan Informatika kementerian Kominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto mengungkapkan, 1.000 Startup adalah upaya bahu membahu oleh penggerak ekosistem di seluruh Indonesia. Kominfo hanya memfasilitasi agar tumbuh dan berkembang para teknopreneur di seluruh Indonesia, dimulai dari Universitas, Komunitas dan juga para penggerak dibidang Startup.

"Kami berupaya mengoneksikan agar para pencetus teknopreneur memiliki ruang saling berbagi, mendapatkan informasi dan masukan dari para mentor atau mereka yang telah berhasil mendirikan usaha tersebut. Kita harus membangun startup sebagai upaya memecahkan masalah," katanya.

Menurutnya, program 1.000 startup yang melibatkan kalangan perguruan tinggi, termasuk Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, dimaksudkan untuk mendorong mahasiswa saat lulus bukan sebagai pencari kerja tetapi sebagai pembangun solusi dan pencipta lapangan kerja baru, khususnya di Ambon dan Maluku.

Sedangkan Regional Project Office 1.000 Startup Digital, Ikhsan Tualeka dan Elvialiana Y. Watopa dalam tatap muka secara virtual, mengatakan, sosialisasi gerakan tersebut kepada mahasiswa Unpatti Ambon akan digelar berbentuk seminar secara daring dan diharapkan mahasiswa mampu memahami sekaligus menjadi bagian dari tersebut.

"Target yang ingin dicapai ada pada bidang agrikultur, kesehatan, pendidikan, pariwisata, logitik dan maritim. Mahasiswa Unpatti diharapkan bisa menjadi pioner lahirnya starup digital di Maluku," ujarnya. 

Rektor Universitas Pattimura  Prof. M.J Saptenno mengapresiasi rencana sosialisasi gerakan 1.000 Startup lembaga yang dipimpinnya.

"Kemendikbud Ristek terus mendorong agar 80 persen lulusan universitas dalam kurun waktu 6 bulan setelah lulus harus mampu memperoleh pekerjaan. Kadang pengertian kerja bagi lulusan ini adalah di sektor swasta dan pemerintahan walaupun dengan upah yang tidak terlalu besar," katanya.

Namun,  menurutnya,  startup adalah aktivitas yang bisa menumbuhkan inovasi serta kreatifitas dan mendatangkan keuntungan. "Upaya ini yang harus digagas dan dikembangkan ke depan," ujar Rektor.

Ke depan, tambah rektor pihaknya berupaya meningkatkan pemberdayaan mahasiswa maupun alumni, sehingga timbul kesadaran dan pemahaman bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk mendapatkan peluang kerja dengan melibatkan semua pihak.

Dosen Fakultas Ekonomi Unpatti Ambon Aisah Asnawi menyatakan, startup ada 2 macam pemahaman yakni sebagai UMKM awal atau program terintegrasi dengan digital untuk system pemasaran, jejaring.

Menurutnya, langkah tersulit adalah mengubah cara pandang mahasiswa bukan sebagai pencari kerja atau pengangguran berpendidikan, tetapi sebagai pencipta lapangan kerja baru.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021