Sejumlah pemilik pangkalan dan penyalur BBM jenis minyak tanah di Pulau Obi Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut) meminta keadilan agar melakukan verifikasi harga jual berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) khususnya di pulau terluar.

"Kenapa pangkalan Obi sebagai pulau terluar saja yang seolah-olah dipersoalkan, karena menjual minyak tanah seharga Rp6.000/liter padahal pangkalan minyak yang lain di Halsel bahkan ada yang menjual minyak tanah di kisaran Rp7.000 sampai Rp9.000 namun ini tidak dipersoalkan," kata salah satu pemilik pangkalan, Amin Barmawi kepada ANTARA, Jumat.

Dia menyatakan, di seluruh Kabupaten Halmahera Selatan banyak yang menjual minyak tanah melebihi harga di atas HET. 

Hal ini dia sesalkan setelah mendengar keputusan rapat yang diadakan Intelkam Polda Malut. Rapat ini dalam bentuk hearing karena gagalnya demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Peduli Migas (APM) Halsel. Dalam rapat ini APM seolah-olah mempolitisasi bahwa hanya di Obi yang menjual di atas HET. 

"Saya anggap ini bentuk politisasi karena salah satu oknum anggota APM ini juga merupakan pemilik pangkalan di Bacan yang bahkan oknum tersebut menjual minyak tanah di atas HET sebesar Rp7.000/liter," katanya.

Dia menjelaskan sudah menjadi rahsia umum harga BBM di Maluku Utara saat ini dijual di atas HET tetapi tidak dipersoalkan. 

Di samping itu dia menilai bahwa harga eceran tertinggi (HET) BBM jenis minyak tanah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan  ini juga sudah tidak relevan karena saat ini sudah tahun 2021 sedangkan HET yang dipakai tahun 2008, sebagaimana SK Bupati Bupati Muhammad Kasuba Nomor 129 Tahun 2008. 

"Keadaan ekonomi saat ini sudah berbeda dan kami menetapkan harga Rp6.000/liter di atas HET karena ada alasan logisnya ongkos operasional seperti ongkos angkut BBM dan sebagamana kita ketahui di Obi belum ada jalan lingkar di darat," katanya.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) Regional Papua Maluku meminta agar masyarakat jangan khawatir dan memastikan stok kebutuhan BBM di Kota Ternate dan berbagai daerah lainnya di Malut sangat aman, sehingga tidak menimbun maupun menjualnya di atas HET.

Unit Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Regional Papua Maluku , Edi Mangun  dihubungi terpisah menjelaskan, saat ini rata-rata ketahanan stok BBM di Fuel Terminal di Ternate dan Wilayah Maluku Utara masih mencapai lebih 20 hari ke depan dan penyalur untuk menjual BBM sesuai HET.

"Stok BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak kami pastikan aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Pertamina juga telah menyiapkan strategi penyaluran apabila sewaktu-waktu diperlukan tambahan pasokan dan Kami tetap memberikan pelayanan untuk kebutuhan energi masyarakat dengan senantiasa mengedepankan kondisi kesehatan para pejuang energi," ujarnya.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021