Penyelenggaraan Festival Pesona Meti Kei (FPMK) 2021 membuat tingkat hunian hotel di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, meningkat drastis dibandingkan sebelumnya meski masih terdampak pandemi COVID-19.

"Ada tujuh hotel di Maluku Tenggara dan beberapa diantaranya sudah 'full' (penuh) untuk tanggal 23 Oktober karena ada festival Meti Kei," kata Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah Maluku Tenggara (Malra) Andi Abdul Rahman Aziz di Langgur, Jumat.

Rangkaian acara FPMK 2021 yang sudah mulai berlangsung sejak 21 hingga 29 Oktober 2021, lanjutnya, membawa berkah bagi industri pariwisata dan perhotelan di Malra. Permintaan untuk jasa penginapan meningkat terutama dari banyaknya tamu undangan dan wisatawan yang datang ke daerah tersebut.

"Untuk jasa perhotelan, bulan ini jadi 'peak season' yang sibuk. Meski begitu, karena belum tutup bulan maka kita belum bisa menghitung secara pasti tingkat okupansinya," kata Andi.

Baca juga: Menpar dukung Festival Meti Kei bangkitkan industri pariwisata Malra, gairahkan perekonomian

Sebelumnya, Bupati Malra, M. Thaher Hanubun berharap penyelenggaraan FPMK 2021 menjadi kesempatan guna tumbuh dan berkembangnya pariwisata 
Kepulauan Kei sebagai destinasi unggulan nasional di wilayah Timur Indonesia.

"Enam tahun pelaksanaan even FPMK menjadi even kebanggaan masyarakat Malra yang sudah banyak memberikan kesan dan pengalaman bagi masyarakat maupun para tamu yang berkunjung di Malra," kata Thaher saat "Talkshow Harmoni Festival Pesona Meti Kei 2021", Kamis (21/10).

Ia berharap, momentum ini hendaknya dimaknai sebagai suatu wahana bagi masyarakat Kei untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai pendukung sektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan bagi pelaku dan pengelola pariwisata, serta mendorong investasi di Malra.

Karena itu, Thaher juga mengingatkan semua pihak, baik itu panitia dan masyarakat yang datang dari luar daerah, agar dalam pelaksanaan rangkaian FPMK 2021 mematuhi Prokes COVID-19 dan menjaga kebersihan.

"Kita jadikan even FPMK sebagai even bebas sampah dan bebas plastik. Kita Wujudkan Maluku Tenggara sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," demikian Thaher. 

Baca juga: Bupati Malra ajak Menpar Sandiaga Uno "Wer Warat" di Festival Meti Kei, gairahkan pariwisata dan ekonomi

Kegiatan berlanjut pada 23 Oktober berupa karnaval budaya di Stadion Maren Langgur, kemudian 24 Oktober ada lomba layangan di pantai Ohoi Oholilir, dan futsal extreme di pantai Ohoi Ohoidertavun pada 25 Oktober.

Berbagai kegiatan akan berlangsung pada FPMK 2021 seperti lomba dayung sampan pada 26 Oktober di Ohoi Letman, kegiatan Hoping Island di Kawasan Pulau Sepuluh pada 28 Oktober, penangkapan ikan secara tradisional yang disebut "wer warat" pada 28 Oktober, dan terakhir bersepeda "Tour de Mollucas" di Pantai Ngurbloat Ngilngof pada 29 Oktober.

Meti merupakan sebutan warga di Indonesia Timur untuk fenomena alam ketika air laut surut sangat jauh di pesisir pantai pada periode tertentu di setiap tahun. Sedangkan, Kei adalah masyarakat di Malra, sehingga kegiatan ini disebut 'Meti Kei',

Ketika peristiwa itu terjadi, masyarakat di Malra berbondong-bondong memenuhi pantai yang sedang surut untuk menangkap ikan. Bupati Malra M Thaher Hanubun mengemas tradisi tersebut menjadi sebuah festival untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi daerah itu sejak 2016.

Baca juga: Pemkab Malra tutup Festival Pesona Meti Kei 2019

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021