Calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) dari Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang mendaftarkan diri sampai hari kedua Senin didominasi kaum perempuan.
Ketua Panitia Pelaksana Theed Mokay, di Sentani, mengatakan, sejak dibuka pada Jumat (7/1) calon yang mendaftar didominasi dari organisasi perempuan, disusul tokoh adat.
"Sebelum dibuka calon perseorangan sudah mendaftar lebih awal, tetapi kami menyampaikan bahwa calon anggota MRP harus diusung dari organisasi yang terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa (Kesbang) dan adat," katanya.
Hanya saja, lanjut dia, dari organisasi tersebut terdapat calon sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) aktif padahal berdasarkan persyaratan pencalonan PNS tidak diperbolehkan, begitupun yang dari organisasi partai politik.
"Kondisi ini bikin sulit panitia. Di satu sisi calon tersebut adalah putra asli Papua dan diusung organisasi perempuan," katanya..
Meskipun demikian, Theed Mokay menyatakan pihaknya berpegang teguh pada persyaratan yang ditentukan.
Ia juga menyatakan mereka yang akan duduk di kursi MRP bukan orang sembarangan tetapi mempunyai wawasan luas, berpendidikan tinggi dan berahlak baik.
"Bukan hanya sebatas semangat ke-Papuaan sehingga ingin menjadi anggota MRP tetapi harus orang yang betul-betul berwawasan luas serta berkapasitas tinggi," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, bagi masyarakat yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota MRP paling tidak telah mengikuti satu organisasi sekurang-kurangnya selama tiga tahun, dan khusus bagi calon dari Ormas harus memiliki ijasah serendah-rendahnya SMU.
Theed mengatakan, mengingat batas waktu pemilihan calon anggota MRP cukup singkat, maka panitia pelaksana harus bekerja ekstra keras bahkan sekali jalan tiga tahapan yang harus diselesaikan diantaranya adalah pendaftaran organisasi kemasyarakatan, pendaftaran calon, sekaligus verifikasi berkas.
Pendaftaran calon hanya dibuka selama empat hari mulai dari Jumat (7/1) hingga Rabu (12/1), sementara pelantikan dijadwalkan pada 30 Januari 2011.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011