Keluarga Alfrets Mirulewan meminta jajaran Polda Maluku mengungkap aktor utama dibalik terbunuhnya korban yang jenazahnya ditemukan terapung di Pantai Nama Wonreli Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) pada 17 Desember 2010. "Kami minta Polisi segera mengungkap aktor intelektual di balik terbunuhnya Alfrets," kata paman korban, Toto Mirulewan, kepada ANTARA melalui telepon selulernya dari Wonreli, Kisar Kabupaten MBD, Jumat. Menurut Toto, kendati Polisi telah menangkap lima tersangka yang diduga melakukan penyiksaan hingga menewaskan Mirulewan, tetapi disinyalir tindakan mereka atas perintah orang lain. "Kami mensiyalir para pelaku diperintah oleh orang lain untuk melakukan penyiksaan hingga Alfrets sekarat kemudian dibuang ke laut," ujarnya. Toto mengaku telah mendapat penjelasan dari pihak Kepolsian bahwa keponakannya itu tewas akibat pukulan benda tumpul. Hal ini dibuktikan setelah Tim forensik melakukan otopsi terhadap jenazah korban selasa (11/1). "Kami diberitahu kalau Mirulewan tewas dipukul dengan benda tumpul sehingga tengkoraknya retak, tulang leher patah serta wajah lebam dan tulang dada patah, "katanya. Sedangkan istri korban Linda Sarak, meminta aparat penegak hukum menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku yang telah menghilangkan nyawa suaminya. "Saya minta para pelaku dihukum seberat-beratnya," tegas Linda. Mabes Polri menurunkan tim forensik dan tim Penyidik Polda Maluku bersama Polres Maluku Tenggara Barat (MTB) untuk melakukan rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) yakni bekas gudang lopster di pelabuhan Pantai Nama dengan melibatkan empat pelaku dan seorang saksi, Kamis (13/1). Empat pelaku itu yakni Risart Salampessy alias Ris, Briptu Markus Sahureka alias Macho (personil Polisi yang bertugas di Polair Kisar), Imanuel Belly alias Bima, Thomas Pukeey serta saksi Risam Augusten. Aleks salah satu Wartawan Mingguan lokal di Kisar, yang dihubungi ANTARA mengatakan, dalam rekonstruksi yang disaksikan ribuan warga itu, para pelaku memperagakan 34 adegan mulai dari bekas gudang lobster hingga membawa mayat Mirulewan dengan sampan dan dibuang ke laut. Setelah selesai melakukan rekonstruksi para pelaku bersama tim langsung meninggalkan Kisar menuju Ambon menggunakan pesawat khusus, di mana saat tiba di Bandara Pattimura Ambon para pelaku kemudian digelandang ke Markas Brimob Polda Maluku di Tantui.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011