Sejumlah pemuda yang tergabung dalam kesatuan mahasiwa  adat Buru melakukan aksi demonstrasi di DPRD Maluku menuntut oknum anggota Brimob, Brigpol AB  yang menembak salah seorang warga sehingga meninggal di lokasi penambangan emas ilegal di Gunung Botak agar dipecat dari kedinasan.

"Kami juga menuntut Kapolda Maluku dan Kapolres Buru bersikap transparan dalam menindaklanjut penanganan kasus penembakan yang dilakukan Brigpol AB alias Andre hingga menewaskan seorang warga," kata koordinator lapangan aksi demo, Bahta Gibrihi,  di Ambon, Rabu.

Para mahasiswa ini juga mengutuk dengan keras tindakan represif penembakan oleh oknum anggota Brimob di lokasi tambang emas Gunung Botak.

"Kami juga mendesak DPRD Maluku khususnya yang  berasal dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Buru maupun Buru Selatan agar melakukan kunjungan kerja ke Gunung Botak, serta meminta Kapolda Maluku dan Kapolres Pulau Buru membiayai keluarga korban, dalam hal ini isteri serta anak-anak korban," ujar Bahta..

Para pendemo akhirnya diterima Ketua Komisi I DPRD Maluku, Amir Rumra beserta seluruh pimpinan dan anggota komisi.

"Kalau bicara penembakan oknum aparat keamanan terhadap warga itu ditangani komisi I DPRD provinsi Maluku, kemudian untuk penambangan emas menjadi kewenangan komisi II," ujar  Amir saat menerima aspirasi pendemo.

Dikatakan, seluruh aspirasi yang disampaikan diterima komisi dan diteruskan ke pimpinan DPRD, di mana  besok (Kamis)  ada agenda rapat dengar pendapat komisi I dengan Kapolda Maluku bersama Pangdam XVI/Pattimura.

Dalam pertemuan nanti selain membahas persoalan kamtibmas di Desa Pelauw, dusun Ori, dan Desa Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, sekaligus juga membahas masalah penembakan aparat di Gunung Botak yang disampaikan para pendemo.

"Kami juga mengutuk keras peristiwa penembakan warga di lokasi penambangan dan diharapkan oknumnya diproses hukum sesuai mekanisme yang berlaku," tandas Amir.
 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022