Pebalap nasional Rifat Sungkar, mengatakan ekosistem Sirkuit Pertamina Mandalika sedang terbentuk di tengah kabar para pebalap MotoGP yang mengeluhkan kondisi aspal trek saat menjalani tes pramusim pada akhir pekan ini.
Sebelumnya, kondisi trek yang kotor karena debu, kerikil dan bahkan lumpur yang berada di lintasan, menghalangi para pebalap menemukan limit tunggangan mereka pada hari pertama, Jumat.
Situasi tersebut, menurut Grand Prix Safety Officer FIM Franco Uncini, adalah normal untuk sirkuit baru, ditambah dengan masih masifnya pembangunan yang berjalan di sekeliling lintasan.
Setelah penyelenggara melakukan mitigasi dengan pembersihan trek yang lebih intensif, para pebalap mampu tampil cepat pada hari kedua saat racing line mulai melebar dan aspal diliputi karet ban yang membantu motor mendapatkan traksi.
Luca Marini dengan motor Ducatinya mencetak lap terbaik hari kedua dengan catatan satu menit 31,289 detik, jauh lebih baik dari lap tercepat hari pertama yang dibuat Pol Espargaro (1'32”466).
Baca juga: Satgas klarifikasi viral foto Selfie pebalap MotoGP Mandalika, bantah sistem bubble gagal
Kondisi trek sepertinya semakin membaik di hari ketiga dan Espargaro kembali tampil di puncak tabel catatan waktu hingga pukul 12:00 WITA setelah mencetak satu menit 31,060 detik dengan motor Honda RC213V.
"Bagi saya seorang pebalap, itu (kondisi trek kotor) hal biasa saja, namanya juga baru jadi," kata Rifat ketika ditemui Antara di Sirkuit Mandalika, Minggu.
Ia mengatakan bahwa sudah tepat keputusan menjadikan Sirkuit Mandalika sebagai arena tes pramusim sebelum menggelar hajatan sebenarnya, yaitu balap MotoGP pada Maret nanti.
Ibarat mobil baru, sirkuit di Lombok itu harus diuji terlebih dahulu sebelum dipakai untuk balapan, kata Rifat
"Gunanya tes apa? Menemukan kekurangan. Yang kita dapatkan ini adalah kekurangan yang bisa diperbaiki, bukan tiba-tiba ada lubang tiga meter di dalam sirkuit kan?
"Ini baru tiga hari, racing line juga baru terbentuk, artinya ekosistem di dalam sebuah sirkuit ini sedang terbentuk pelan-pelan.
"Ketika racing line sudah matang, berkat karet-karet ban yang sudah ada, kita tahu ini adalah faktor utamanya. Ini yang perlu diperbaiki.
"Tanpa adanya testing, kita tidak tahu kekurangannya sebelah mana, dan di sini adalah suatu kelaziman sirkuit baru," ujar Rifat.
Baca juga: Sirkuit Mandalika akhir pekan ini akan bising karena tes ofisial MotoGP, pamer kecanggihan motor
Menyelesaikan sesi tes lebih awal, pebalap tim Suzuki Ecstar Alex Rins menyebut Sirkuit Mandalika, dengan kondisi yang ada saat ini, masih perlu berbenah untuk menggelar balapan pada Maret nanti.
Meskipun trek dibersihkan, itu tidak menyelesaikan masalah, karena lintasan perlu memiliki racing line yang cukup lebar, yang bisa digunakan pebalap untuk melibas trek dengan mendorong limit motor mereka
Selain itu, racing line yang lebar juga dapat membantu pebalap melakukan overtaking serta menambah daya cengkeram ketika lebih banyak karet-karet ban yang menempel di aspal.
Satu-satunya cara, menurut Rins, adalah lintasan harus sering dipakai balapan.
"Mungkin satu pekan sebelum datang ke sini mereka bisa mengizinkan semua motor yang ada di jalanan untuk membalap di sini agar lebih banyak grip di trek, atau mungkin lakukan balap mobil, dengan mobil-mobil sewaan, entah bagaimana," celoteh Rins.
"Kita lihat saja, saya yakin mereka akan melakukan sesuatu, tapi mungkin untuk saat ini waktunya tidak cukup," kata dia.
Baca juga: Dua persoalan di Mandalika memanas jelang MotoGP 2022, begini masalahnya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Sebelumnya, kondisi trek yang kotor karena debu, kerikil dan bahkan lumpur yang berada di lintasan, menghalangi para pebalap menemukan limit tunggangan mereka pada hari pertama, Jumat.
Situasi tersebut, menurut Grand Prix Safety Officer FIM Franco Uncini, adalah normal untuk sirkuit baru, ditambah dengan masih masifnya pembangunan yang berjalan di sekeliling lintasan.
Setelah penyelenggara melakukan mitigasi dengan pembersihan trek yang lebih intensif, para pebalap mampu tampil cepat pada hari kedua saat racing line mulai melebar dan aspal diliputi karet ban yang membantu motor mendapatkan traksi.
Luca Marini dengan motor Ducatinya mencetak lap terbaik hari kedua dengan catatan satu menit 31,289 detik, jauh lebih baik dari lap tercepat hari pertama yang dibuat Pol Espargaro (1'32”466).
Baca juga: Satgas klarifikasi viral foto Selfie pebalap MotoGP Mandalika, bantah sistem bubble gagal
Kondisi trek sepertinya semakin membaik di hari ketiga dan Espargaro kembali tampil di puncak tabel catatan waktu hingga pukul 12:00 WITA setelah mencetak satu menit 31,060 detik dengan motor Honda RC213V.
"Bagi saya seorang pebalap, itu (kondisi trek kotor) hal biasa saja, namanya juga baru jadi," kata Rifat ketika ditemui Antara di Sirkuit Mandalika, Minggu.
Ia mengatakan bahwa sudah tepat keputusan menjadikan Sirkuit Mandalika sebagai arena tes pramusim sebelum menggelar hajatan sebenarnya, yaitu balap MotoGP pada Maret nanti.
Ibarat mobil baru, sirkuit di Lombok itu harus diuji terlebih dahulu sebelum dipakai untuk balapan, kata Rifat
"Gunanya tes apa? Menemukan kekurangan. Yang kita dapatkan ini adalah kekurangan yang bisa diperbaiki, bukan tiba-tiba ada lubang tiga meter di dalam sirkuit kan?
"Ini baru tiga hari, racing line juga baru terbentuk, artinya ekosistem di dalam sebuah sirkuit ini sedang terbentuk pelan-pelan.
"Ketika racing line sudah matang, berkat karet-karet ban yang sudah ada, kita tahu ini adalah faktor utamanya. Ini yang perlu diperbaiki.
"Tanpa adanya testing, kita tidak tahu kekurangannya sebelah mana, dan di sini adalah suatu kelaziman sirkuit baru," ujar Rifat.
Baca juga: Sirkuit Mandalika akhir pekan ini akan bising karena tes ofisial MotoGP, pamer kecanggihan motor
Menyelesaikan sesi tes lebih awal, pebalap tim Suzuki Ecstar Alex Rins menyebut Sirkuit Mandalika, dengan kondisi yang ada saat ini, masih perlu berbenah untuk menggelar balapan pada Maret nanti.
Meskipun trek dibersihkan, itu tidak menyelesaikan masalah, karena lintasan perlu memiliki racing line yang cukup lebar, yang bisa digunakan pebalap untuk melibas trek dengan mendorong limit motor mereka
Selain itu, racing line yang lebar juga dapat membantu pebalap melakukan overtaking serta menambah daya cengkeram ketika lebih banyak karet-karet ban yang menempel di aspal.
Satu-satunya cara, menurut Rins, adalah lintasan harus sering dipakai balapan.
"Mungkin satu pekan sebelum datang ke sini mereka bisa mengizinkan semua motor yang ada di jalanan untuk membalap di sini agar lebih banyak grip di trek, atau mungkin lakukan balap mobil, dengan mobil-mobil sewaan, entah bagaimana," celoteh Rins.
"Kita lihat saja, saya yakin mereka akan melakukan sesuatu, tapi mungkin untuk saat ini waktunya tidak cukup," kata dia.
Baca juga: Dua persoalan di Mandalika memanas jelang MotoGP 2022, begini masalahnya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022