Seekor paus Sperma terdampar di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku dalam dalam keadaan mati dengan luka pada bagian mulut dan sirip.

"Mamalia laut tersebut ditemukan dalam keadaan mati dengan luka-luka pada bagian mulut dan sirip," kata Pengawas Perikanan Stasiun PSDKP Ambon, Wilker Bula, Yochni Anwar Idrus, Sabtu.

Ia mengatakan, setelah diidentifikasi paus Sperma atau Physeter macrocephalus, memiliki panjang 9,40 meter dan lebar 1,97 meter. Diduga mati terdampar sejak empat hari sebelumnya.

"Satwa dilindungi ini mati dan sempat disayat oleh warga sekitar," ujarnya.

Wilker mengaku, mereka kesusahan untuk mengubur bangkai paus tersebut, karena alat berat kesulitan masuk di lokasi. Petugas memilih untuk menarik bangkai itu jauh dari pemukiman warga dan berharap bisa terurai sendiri.

"Susah untuk menguburkan, maka diputuskanlah kita coba menarik supaya agak jauh lagi sekitar 8 KM dari pemukiman selanjutnya diikat di sana. Nanti mungkin ke depan akan terurai," katanya.

Wilker mengimbau  warga agar tidak melakukan perburuan terhadap paus itu, sebab paus tersebut merupakan satwa yang dilindungi

Paus Sperma, Koteklema atau Paus Kepala Kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Paus ini dinamakan karena bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada kepalanya, dan pada awalnya dikira sebagai sperma. Paus juga merupakan hewan yang harus dilindungi.

 

Pewarta: Winda Herman

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022