Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon mendorong Pertamina wilayah Provinsi Maluku untuk mengadakan Pertalite day atau hari Pertalite di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Ambon.

Permintaan ini berkaitan dengan keluhan ratusan Supir angkot jalur Passo, mengingat ketersediaan Pertalite yang dianggap langka di Kota Ambon, karena setiap hari Minggu Pertalite tidak dijual di SPBU.

“Kami dukung itu untuk ada Pertalite day karena banyak imigrasi dari Pertamax dan Pertalite itu. Selain harus ada ide dari Pertamina buat Pertamax day, bisa tidak untuk Pertalite day, dan atau penambahan kuota untuk Pertalite itu ditambah,” kata Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, Jafri Taihuttu, usai rapat bersama pihak Pertamina di ruang paripurna DPRD Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, kebijakan Pertamax day tersebut sempat diprotes Supir angkot, karena pada Minggu, supir angkot tetap melakukan pencarian penumpang.

“Karena minggu juga mereka narik. Makanya mereka minta jangan minggu itu hanya untuk Pertamax day, lalu ada yang usul kenapa tidak Pertalite day,” jelasnya.

Menurut dia, keluhan ini dikaitkan dengan kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang sekarang sudah menjadi Rp12.000 lebih per liter, sementara Pertalite masih ada pada harga Rp7.000 per liter.

“Dulunya kan mereka belinya Pertamax saja, karena Pertamax sudah Rp12.000 sekian, mereka akhirnya pindah ke Pertalite. Alasan itu yang SPBU dan Pertamina mengatakan ada indikasi yang dulu beli Pertamax itu ke Pertalite. Karena itu kebutuhan pembeli itu tinggi sekali, makanya kami minta ke Pertamina untuk segera lakukan penambahan kuota pertalite atau adakan Pertalite day,” tandas Jafri.

Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Maluku, Yunus Muharrahman mengatakan stok Pertalite selalu ada di setiap SPBU di Ambon.

“Pertalite masih tetap tersedia ya di semua SPBU. Ini lebih kepada pengawasan masing-masing saja. Karena tanggung jawab pengawasan bukan hanya di Pertamina tapi di seluruh pihak,” kata Yunus.

Menurut dia, Pertamax day adalah program lokal yang bertujuan untuk mempromosikan Pertamax di beberapa wilayah, dengan menggunakan Pertamax day atau Pertamax hour.

Pertamax day itu biasa dilakukan. Tetapi ternyata dilihat kebutuhannya tinggi untuk Pertalite, kita akan balik lagi saja. Itu program lokal kok tidak usah khawatir,” ucpanya.

Selain itu, kata Yunus, untuk program usaha, atau Pertahop, masih bergerak dengan menjual Pertamax dan Dexlite saja, karena merupakan aturan langsung dari pusat.

“Jadi pertashop hanya menjual Pertamax dan Dexlite. Bukan rana saya lagi untuk ubah itu. Karena itu aturan langsung dari pusat,” pungkasnya.

Baca juga: Supir angkot Passo datangi DPRD Kota Ambon karena Pertalite langka, kebijakan jangan meresahkan
Baca juga: Waduh, harga Pertalite melonjak Rp50.000/liter di Jayawijaya Papua

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022