Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong masuknya investasi baik dalam maupun luar negeri untuk bisa mengoptimalkan pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP).
Kelima DPSP tersebut yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
"Kita perlu melakukan optimalisasi pembangunan pada sektor pariwisata khususnya dari sisi aksesibilitas, amenitas dan atraksi di mana sumber dananya tidak dapat hanya mengandalkan dari APBN dan APBD saja tetapi tentunya dari investasi baik dalam maupun asing," katanya dalam sambutannya secara daring di Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations yang digelar di Labuan Bajo, NTT, Jumat.
Mengutip data, Luhut mengatakan realisasi investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada 2020 hingga triwulan I 2022 telah mencapai Rp5,31 triliun.
Kendati capaian realisasi investasi tercatat baik, Luhut menekankan perlu ada perhatian khusus lantaran lama tinggal (length of stay) wisatawan yang masih rendah di Borobudur dan Danau Toba.
"Jika dilihat dari rata-rata length of stay wisatawan di DPSP Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang saat ini cukup baik yaitu sekitar 3-5 hari. Sementara untuk Borobudur Danau Toba hanya sekitar 1-2 hari," katanya.
Di sisi lain, saat ini rata-rata wisatawan asing menghabiskan sekitar 500-1.000 dolar AS per kunjungan ke Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Likupang.
"Sedangkan untuk di Danau Toba pengeluaran wisatawan masih terbilang minim," katanya.
Oleh karena itu, Luhut meminta Menteri Investasi/Kepala BKPM untuk terus menjaga kepercayaan para investor, mengawal kemudahan berinvestasi dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kearifan lokal, serta melakukan percepatan proses perizinan dan pemberian insentif investasi.
Baca juga: Menko Marves ingin Indonesia bisa olah sampah sendiri jadi energi listrik
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Kelima DPSP tersebut yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
"Kita perlu melakukan optimalisasi pembangunan pada sektor pariwisata khususnya dari sisi aksesibilitas, amenitas dan atraksi di mana sumber dananya tidak dapat hanya mengandalkan dari APBN dan APBD saja tetapi tentunya dari investasi baik dalam maupun asing," katanya dalam sambutannya secara daring di Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations yang digelar di Labuan Bajo, NTT, Jumat.
Mengutip data, Luhut mengatakan realisasi investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada 2020 hingga triwulan I 2022 telah mencapai Rp5,31 triliun.
Kendati capaian realisasi investasi tercatat baik, Luhut menekankan perlu ada perhatian khusus lantaran lama tinggal (length of stay) wisatawan yang masih rendah di Borobudur dan Danau Toba.
"Jika dilihat dari rata-rata length of stay wisatawan di DPSP Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang saat ini cukup baik yaitu sekitar 3-5 hari. Sementara untuk Borobudur Danau Toba hanya sekitar 1-2 hari," katanya.
Di sisi lain, saat ini rata-rata wisatawan asing menghabiskan sekitar 500-1.000 dolar AS per kunjungan ke Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Likupang.
"Sedangkan untuk di Danau Toba pengeluaran wisatawan masih terbilang minim," katanya.
Oleh karena itu, Luhut meminta Menteri Investasi/Kepala BKPM untuk terus menjaga kepercayaan para investor, mengawal kemudahan berinvestasi dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kearifan lokal, serta melakukan percepatan proses perizinan dan pemberian insentif investasi.
Baca juga: Menko Marves ingin Indonesia bisa olah sampah sendiri jadi energi listrik
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022