Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan empat tantangan investasi berkelanjutan pada pembukaan Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) G20 di Nusa Dua, Bali.
"Pertama, investasi harus berkontribusi terhadap hilirisasi yang memiliki peran penting untuk mengakhiri siklus ketergantungan negara-negara berkembang terhadap komoditas mentah, sembari mengurangi dampak perubahan iklim," kata Bahlil Lahadlia yang juga co-chairman dari TIIMM G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Hal itu di nilai penting mengingat dua dari tiga negara berkembang di dunia memiliki ketergantungan terhadap komoditas mentah, sehingga perlu memberikan dukungan kepada negara berkembang yang ingin memajukan industri mereka melalui optimalisasi kebijakan pemanfaatan sumber daya alam, seperti yang pernah dilakukan oleh negara-negara maju pada awal revolusi industri.
Kedua, investasi yang berkelanjutan juga perlu ramah terhadap kepentingan masyarakat setempat.
"Oleh karena itu kita perlu memastikan bahwa investasi berkelanjutan juga menjadi investasi yang inklusif, diantaranya dengan mendorong kolaborasi investor dengan UMKM lokal," ujar Bahlil Lahadalia.
Ketiga, investasi membutuhkan keadilan, dimana saat ini tren investasi di bidang energi hijau masih sangat timpang.
Bahlil mengatakan hanya satu per lima saja dari investasi energi hijau yang mengalir ke negara berkembang. Dengan kata lain, dua per tiga dari total populasi dunia hanya mendapat satu per lima dari total investasi energi hijau.
"Termasuk di dalam perkara ini adalah ketimpangan antara harga kredit karbon di negara maju dan negara berkembang. Di masa depan kita perlu menyepakati aturan main mengenai pasar karbon yang lebih adil dan lebih berimbang tanpa standar ganda antara negara maju dan berkembang," kata Bahlil Lahadalia.
Tantangan terakhir yakni perlunya dukungan negara-negara untuk mengadopsi kompendium sebagai referensi kebijakan bagi penyusunan dan implementasi strategi dan program untuk menarik investasi yang berkelanjutan.
Baca juga: Bahlil sebut tiga perusahaan besar Korsel tertarik investasi di IKN
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022