Warga yang tinggal di daerah Pesisir pantai Jayapura, antara lain daerah base-G sampai Hamadi, mulai kembali ke rumahnya, setelah malam sebelumnya memilih mengungsi karena khawatir dampak tsunami yang diperkirakan menghantam Jayapura, Jumat malam. Wartawan ANTARA di Jayapura, Sabtu, melaporkan masyarakat yang bermukim di daerah pesisir pantai di Jayapura tampak mulai kembali beraktivitas seperti biasa di rumah masing-masing. Padahal, Jumat (11/3) malam, kompleks tempat tinggal mereka tampak sepi seperti tidak ada penghuni karena ditinggalkan penghuninya. Rusdy Wear, warga Dok V Bawah, yang persis di pesisir pantai, mengatakan ia dan keluarganya telah kembali ke rumah sejak Jumat (11/3) malam, sekitar satu jam setelah pihak BMKG mencabut peringatan bahaya tsunami. "Kami sudah kembali sejak semalam. Namun para tetangga lain baru kembali Sabtu pagi, bahkan ada yang masih tinggal di rumah saudara mereka yang lebih aman," katanya. Senada dengan itu, Kristine Oliviana, warga APO pantai Jayapura, yang baru kembali dari daerah Polimak mengaku dirinya baru kembali dari daerah tempatnya mengungsi itu pada Sabtu pagi hari. Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah V Jayapura, Papua, mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami di wilayah perairan Papua bagian utara. "Yang termasuk Perairan Papua Bagian Utara yakni, Jayapura, Sarmi, Biak, Serui dan daerah sekitarnya," kata Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Papua, Sudaryono kepada  ANTARA Jayapura. Meski tidak berdampak parah, tsunami yang mencapai kota Jayapura, Jumat malam, dilaporkan merusak beberapa bangunan rumah dan jembatan di kampung Tobati, yang memang berlokasi di pulau sendiri di tengah lautan Teluk Youtefa di kota itu. "Beberapa rumah dan jembatan di kampung Tobati rusak parah, bahkan ada beberapa yang hancur total akibat gelombang tsunami semalam," kata Sekretaris Jemaat gereja kampung Tobati, Marcelino Hababuk yang dihubungi ANTARA Jayapura, Sabtu pagi. Saat ini, katanya, warga kampung Tobati sedang berusaha memperbaiki perumahan dan sarana jembatan di kampung yang rusak. "Lebih parah ada sebuah rumah di kampung Enggros yang bersebelahan dengan kami. Rumah warga itu disapu tsunami hingga tak ada bekas," terang Marcelino Hababuk. Secara umum, peringatan bahaya tsunami yang dikeluarkan pihak BMKG, cukup membuat warga kota Jayapura trauma.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011