Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember dapat dimaknai sebagai pengingat bahwa perempuan bisa ikut berkiprah dan terus berkontribusi pada lingkungan tanpa menghilangkan keperempuanannya.
"Hari Ibu sebagai sebuah wujud untuk terus memelihara, memotivasi seluruh perempuan-perempuan dan seluruh masyarakat yang laki-laki untuk terus memberikan penghargaan dan pengakuan bahwa perempuan adalah manusia yang bisa ikut berkiprah dan terus memberikan kontribusi yang luar biasa," katanya saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam Talkshow Hari Ibu: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju yang diselenggarakan Kementerian Keuangan, Kamis.
Sri Mulyani menuturkan bahwa perempuan diciptakan sebagai makhluk dengan keunikan karena mempunyai kemampuan untuk bereproduksi dan melahirkan generasi-generasi manusia yang akan datang.
Baca juga: Sri Mulyani: Duka cita atas kepergian Mantan Menteri ESDM
Hari Ibu di Indonesia sebetulnya lahir lebih dalam konteks perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Hari Ibu lahir sesudah diselenggarakannya hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober tahun 1928 dimana pada saat itu seluruh pemuda dari seluruh Indonesia menyatukan tekad untuk bersatu, Satu Bahasa Satu Bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Memegang inspirasi Sumpah Pemuda tersebut, maka pada 22 Desember, para perempuan pada tahun 1928 berinisiatif untuk membuat kongres perempuan pertama Indonesia yang dihadiri oleh sekitar 600 perempuan yang berasal dari 30 organisasi. Kongres tersebut menjadi momentum pergerakan perempuan yang luar biasa pada zaman itu.
Kongres tersebut kemudian menjadi penanda bahwa Hari Ibu bukan hanya sekedar selebrasi, tetapi sebuah upaya untuk terus memelihara semangat dan bahkan menciptakan inspirasi-inspirasi baru agar perempuan-perempuan dan terutama generasi perempuan muda, mampu untuk terus berkiprah menyumbangkan yang terbaik di dalam kehidupan, baik dalam lingkungan keluarga maupun pada masyarakat.
Baca juga: Menkeu sebut tak ada yang kontroversial soal anggaran rumah presiden
"Ini juga menunjukkan bahwa perempuan di masa manapun, di tempat manapun, ia sebetulnya adalah manusia yang seperti disampaikan oleh RA Kartini, kita adalah bagian dari manusia yang ikut berjuang ikut beraktivitas. Namun kita tidak kehilangan perempuanan kita," tuturnya
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa perempuan selalu dikutip dengan kutipan-kutipan yang baik dari tokoh-tokoh di seluruh dunia. Salah satunya Hadist Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa wanita adalah tiang negara. Baiknya wanita maka identik sebagai baiknya negara tersebut dan rusaknya wanita akan menyebabkan rusaknya negara.
Oleh karena itu, peringatan Hari Ibu juga identik dengan semangat terus memperkuat perempuan di Indonesia untuk berdaya, memiliki kehormatan dan martabat yang baik serta dihormati masyarakat.
"Maka negara ini juga akan menjadi negara yang kuat dan juga dihormati serta memiliki martabat serta peradaban yang baik," ujarnya.
Baca juga: Menkeu sebut korupsi menghambat negara untuk maju
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022