Pasukan khusus Uni Emirat Arab (UAE) Sabtu membebaskan sebuah kapal milik Abu Dhabi yang dibajak oleh perompak di timur Oman di laut Arab, kata seorang pejabat militer pada kantor berita negara WAM. "Satu unit anti-terorisme khusus, yang didukung oleh unit pasukan udara dan berkoordinasi dengan Armada Kelima AS (yang bermarkas di Bahrain), telah menyerang kapal itu. Para pembajak kemudian menyerah," kata pejabat tersebut. UAE sebelumnya mengatakan pasukan khusus itu telah bergerak untuk membebaskan MV Arrilah-I yang dibajak oleh perompak Jumat pagi ketika sedang dalam perjalanan dari Australia ke Dubai di UAE. "MV Arrilah-I sekarang dengan semua awaknya menuju ke pantai UAE, dan para perompak akan diserahkan kepada para pejabat kementerian dalam negeri pada saat mencapai pelabuhan Jebel Ali" di Dubai, kata pejabat itu. Bagian terbesar kapal itu dimiliki oleh sebuah cabang tambahan Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi, ADNOV. Operator itu mengatakan sebelumnya Sabtu bahwa "semua anggota awak selamat dan dalam kedadaan sehat". MV Arrilah-I merupakan kapal pengangkut cekatan berukuran sangat besar, berbobot mati 37.000 metrik ton, menurut pernyataan pemiliknya. Kapal itu dimiliki oleh Perusahaan Tanker Nasional Abu Dhabi (ADNATCO) dan Perusahaan Pengapalan Gas Nasional (NGSCO) yang bersama dengan sebuah cabang ADNOC dan sendiri mengoperasikan armada kapal untuk mengangkut LNG, produk minyak tanah dan sulfur. Perompak-perompak bersenjatakan dengan granat berpeluncur roket Senin telah membajak sebuah tanker minyak mentah Kuwait yang membawa 29 awak, termasuk 17 warga Pakistan, di tenggara Oman, kata pasukan angkatan laut Uni Eropa. Zirku dibajak sekitar 250 mil laut di tenggara pelabuhan Salalah di Oman, jelas misi anti-perompakan Navfor EU dalam pernyataannya. Perompak Somalia telah menempati perairan Teluk Aden, baratdaya Laut Arab, membuatnya salah satu jalur pelayaran paling berbahaya di dunia. Para perompak juga telah memperluas serangan mereka makin jauh ke Lautan India. Mereka sekarang menahan sedikitnya 31 kapal dan 694 sandera yang ditangkap di lepas pantai Somalia, negara yang dirusak perang yang berada di sisi rute pelayaran paling penting di dunia itu.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011