Ambon (Antara Maluku) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyanggupi menambah anggaran Rp17,7 miliar untuk menuntaskan pembangunan jalan di Desa Aboru, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, yang dikeluhkan warga setempat.
"Saya tambah lagi Rp17,7 miliar untuk menjawab keresahan masyarakat," katanya, saat berkunjung dan bertatap muka dengan warga di Aboru, Jumat.
Kesanggupan Menteri PU tersebut menjawab aspirasi masyarakat setempat yang disampaikan Marthen Saiya, bahwa bila jalan di Aboru belum terkoneksi dengan jalan lingkar pulau Haruku.
Bila sudah terhubung, maka warga desa Aboru akan mundah menuju Desa Haruku untuk melanjutkan pelayaran dengan speedboat ke Desa Tulehu di Pulau Ambon.
Menteri Djoko Kirmanto sendiri mengaku kebingungan melihat kondisi tersebut.
"Kami bingung karena jalan Aboru yang dirintis pembangunannya sejak 2004 hingga saat ini ternyata tidak bisa dinikmati masyarakat," ujar Marthen, disambut tepuk tangan warga.
Sehubungan itu, Menteri meminta petugas PU agar bila melakukan pengecekan tidak hanya melakukan kerja tinjau-catat tanpa realisasi perbaikan.
Ia menilai, bila kondisi tersebut dibiarkan, maka saat musim gelombang warga Aboru pun terancam terisolasi.
Menanggapi pernyataan Menteri, Marthen Saiya menyatakan warga Aboru berharap agar dana yang dialokasikan untuk membangun jalan maupun jembatan di desa tersebut tidak lagi diserahkan ke perangkat PU maupun kontraktor, tetapi langsung ke pemerintah desa.
Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Aboru, Buce Saiya, menyatakan infrastruktur lain yang perlu diperhatikan adalah jembatan ke kawasan pendidikan dan talud di pantai.
"Kalau musim hujan, maka siswa SD, SMP dan SMA sulit ke sekolah karena sungai tidak bisa dilewati, sedangkan talud dibutuhkan di pantai untuk mengatasi abrasi," ujarnya.
Ia juga meminta perhatian Menteri tentang fasilitas air bersih yang dibangun Dinas PU Maluku hingga saat ini belum bisa dinikmati warga.
Menanggapi Buce Saiya, Menteri menyatakan segala permintaan bisa diajukan, tetapi harus diingat bahwa semua harus dikaji terlebih dahulu sebelum diputuskan. Realisasinya pun bertahap sesuai kondisi keuangan negara.
"Pasti ditindaklanjuti soal kebutuhan air bersih di sini," katanya, seraya mengisyaratkan penambahan bantuan sebesar Rp2 miliar dan mengarahkan Balai Sungai Maluku agar menuntaskan program tersebut.
Khusus untuk jembatan dan talud , Menteri menjelaskan, nantinya ditangani secara bertahap berdasarkan alokasi anggaran.
"Jadi semua permintaan warga Aboru tidak serta merta bisa dijawab. Kalau tidak selesai tahun ini akan dilanjutkan tahun depan," ujarnya.
Menteri PU berkunjung ke Aboru didampingi Wakil Menteri Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Wagub Maluku Said Assagaff, Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara) Jefry Pattiasina, dan Kadis PU Maluku Anthonius Sihaloho.
Ia mengakui kunjungan itu merupakan instruksi langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saat mempersiapkan kunjungan ke Maluku lima hari lalu, saya ditelepon ajudan Kepala Negara untuk menghadap ke Istana. Setelah bertemua ternyata diinstruksikan harus ke Aboru," katanya.
Menteri PU dan jajarannya berkunjung ke Maluku sejak Kamis 18/8) petang dalam rangka mencanangkan jembatan Merah Putih yang membentang diatas Teluk Dalam Ambon pada Jumat (19/8) petang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
"Saya tambah lagi Rp17,7 miliar untuk menjawab keresahan masyarakat," katanya, saat berkunjung dan bertatap muka dengan warga di Aboru, Jumat.
Kesanggupan Menteri PU tersebut menjawab aspirasi masyarakat setempat yang disampaikan Marthen Saiya, bahwa bila jalan di Aboru belum terkoneksi dengan jalan lingkar pulau Haruku.
Bila sudah terhubung, maka warga desa Aboru akan mundah menuju Desa Haruku untuk melanjutkan pelayaran dengan speedboat ke Desa Tulehu di Pulau Ambon.
Menteri Djoko Kirmanto sendiri mengaku kebingungan melihat kondisi tersebut.
"Kami bingung karena jalan Aboru yang dirintis pembangunannya sejak 2004 hingga saat ini ternyata tidak bisa dinikmati masyarakat," ujar Marthen, disambut tepuk tangan warga.
Sehubungan itu, Menteri meminta petugas PU agar bila melakukan pengecekan tidak hanya melakukan kerja tinjau-catat tanpa realisasi perbaikan.
Ia menilai, bila kondisi tersebut dibiarkan, maka saat musim gelombang warga Aboru pun terancam terisolasi.
Menanggapi pernyataan Menteri, Marthen Saiya menyatakan warga Aboru berharap agar dana yang dialokasikan untuk membangun jalan maupun jembatan di desa tersebut tidak lagi diserahkan ke perangkat PU maupun kontraktor, tetapi langsung ke pemerintah desa.
Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Aboru, Buce Saiya, menyatakan infrastruktur lain yang perlu diperhatikan adalah jembatan ke kawasan pendidikan dan talud di pantai.
"Kalau musim hujan, maka siswa SD, SMP dan SMA sulit ke sekolah karena sungai tidak bisa dilewati, sedangkan talud dibutuhkan di pantai untuk mengatasi abrasi," ujarnya.
Ia juga meminta perhatian Menteri tentang fasilitas air bersih yang dibangun Dinas PU Maluku hingga saat ini belum bisa dinikmati warga.
Menanggapi Buce Saiya, Menteri menyatakan segala permintaan bisa diajukan, tetapi harus diingat bahwa semua harus dikaji terlebih dahulu sebelum diputuskan. Realisasinya pun bertahap sesuai kondisi keuangan negara.
"Pasti ditindaklanjuti soal kebutuhan air bersih di sini," katanya, seraya mengisyaratkan penambahan bantuan sebesar Rp2 miliar dan mengarahkan Balai Sungai Maluku agar menuntaskan program tersebut.
Khusus untuk jembatan dan talud , Menteri menjelaskan, nantinya ditangani secara bertahap berdasarkan alokasi anggaran.
"Jadi semua permintaan warga Aboru tidak serta merta bisa dijawab. Kalau tidak selesai tahun ini akan dilanjutkan tahun depan," ujarnya.
Menteri PU berkunjung ke Aboru didampingi Wakil Menteri Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Wagub Maluku Said Assagaff, Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara) Jefry Pattiasina, dan Kadis PU Maluku Anthonius Sihaloho.
Ia mengakui kunjungan itu merupakan instruksi langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saat mempersiapkan kunjungan ke Maluku lima hari lalu, saya ditelepon ajudan Kepala Negara untuk menghadap ke Istana. Setelah bertemua ternyata diinstruksikan harus ke Aboru," katanya.
Menteri PU dan jajarannya berkunjung ke Maluku sejak Kamis 18/8) petang dalam rangka mencanangkan jembatan Merah Putih yang membentang diatas Teluk Dalam Ambon pada Jumat (19/8) petang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011