Ambon (Antara Maluku) - Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Cabang Bethel, Mardika, kecamatan Sirimau, kota Ambon siap menyelenggarakan acara Sinterklaas.

"Acara ini setiap tahun kami adakan," kata anggota pengurus AM GPM Bethel, Ephot Latuihamallo kepada ANTARA di Ambon, Sabtu.

Menurut dia, cerita dibalik tradisi Santa Claus atau Sinterklaas dalam momentum Natal berdampak positif mengurangi kenakalan anak.

"Anak yang nakal sering ditakut-takuti oleh orang tuanya tentang tokoh Zwarte Piet atau Piet Hitam yang merupakan pembantu Sinterklaas. Piet Hitam akan memukul anak yang nakal dengan tongkat dan memasukannya ke dalam karung untuk dibawa pergi," katanya.

Ia mengatakan, biasanya cerita tersebut kembali didengungkan oleh para orang tua menjelang Natal atau pada Desember, bila ada anak balitanya atau yang sudah di duduk di bangku Tamak Kanak-kanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD) tidak patuh dan membandel.

"Orang tua sering bilang, 'Sinterklaas akan datang kalau kamu nakal'. Dan biasanya cara itu berhasil meredam kenakalan anak," katanya.

Dikatakan Ephot, tokoh yang ditakuti anak-anak dari cerita Sinterklaas adalah Piet Hitam, seorang pria berkulit hitam legam yang selalu membawa karung dan tongkat untuk memukul anak-anak yang nakal.

Sedangkan Sinterklaas adalah tokoh yang sangat baik yang memberikan hadiah Natal kepada anak-anak. Pengaruh kebijaaksanaannya mampu menghilangkan kelakuan yang buruk.

Dalam legenda Kristen kuno, Santa Claus yang bernama asli Nikolas digambarkan sebagai seorang uskup berjanggut dengan jubah resmi, memakai mitra merah dengan salib emas dan membawa tongkat.

Ketika menjadi Sinkerklaas, ia digambarkan sebagai seorang gendut yang riang gembira. Memakai baju dan celana panjang merah, ikat pinggang kulit hitam, sarung tangan putih dan sepatu boot dengan sekarung hadiah Natal bagi anak-anak.

Ephot mengatakan, setiap tahun, mulai pertengahan Nopember, ia dan teman-temannya sudah membentuk panitia kecil untuk memerankan tokoh Sinterklaas dan para pembantunya, antara lain Swarte Piet dan peri-peri ajaib atau Magical Elves.

Panitia kecil itu akan membuka pendaftaran bagi orang tua yang ingin anaknya didatangi untuk diberi hadiah Natal.

Pendaftaran tidak dibatasi hanya untuk jemaat Bethel, tapi untuk semua masyarakat, termasuk yang non kristen.

"Keluarga Muslim pun pernah meminta agar anaknya yang nakal didatangi Sinterklaas. Ini menunjukkan cerita Sinterklaas berdampak membuat anak menjadi baik," katanya.

Ia  menambahkan, panitia kecil itu akan mendatangi setiap keluarga pendaftar mulai tanggal 5 Desember untuk menakut-nakuti anak yang nakal, menasehati, dan memberi mereka hadiah.

Pewarta: Rosni Marasabessy

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011