Infeksi bakteri Pneumokokus atau Invasive Pneumococcal Disease (IPD) setiap menitnya mengancam hidup bayi dan balita di dunia. 'Pneumokokus adalah bakteri pembunuh nomor satu dibandingkan bakteri dan virus mematikan lainnya, tetapi keberadaannya seringkali diabaikan,' kata Dr Bob Wahyudin, SpA, Sekretaris Ikatan Dokter Anak (Sulsel pada sosialisasi ancaman penyakit pneumokokus di Makassar, Minggu. Ia memaparkan, penyakit ini telah menyebabkan dua juta balita terbunuh dengan angka kesakitan hingga 20 persen dan kematian enam per 1000. Angka kematian mencapai 150 ribu per tahun atau 12.500 per bulan, setara dengan 416 per hari, 17 per jam dan satu balita per empat menit. Menurut Bob Wahyudin, total angka kematian balita akibat penyakit tersebut di Indonesia mencapai 477.429 jiwa. Sementara di Sulsel, dari data kasus yang ditangani di RS Wahidin Sudirohusodo jumlahnya terus meningkat dari tahun-tahun. Jumlah kematian balita mencapai tujuh hingga pertengahan 2010 dari 71 kasus yang ditangani. "Cacat mental" Selain kematian, penyakit ini juga dapat menyebabkan cacat mental dan kemunduran prestasi. Ciri-ciri anak yang terpapar bakteri ini antara lain batuk ringan, beringus, sesak nafas hingga yang terparah lapisan tubuh di atas paru-paru tertarik ke dalam. Ketua IDAI Sulsel Dr Herry D Nawing mengatakan ketidakakuratan data juga menjadi salah satu masalah dalam mengatasi penyakit ini. 'Sosialisasi ini adalah salah satu upaya kami untuk menurunkan dua pertiga angka kematian bayi dan balita di dunia sesuai dengan target MDGs hingga 2015,' ujarnya. Ketua Satgas Imunisasi IDAI Prof. Dr. dr. Sri Rezeki mengatakan, penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi vaksin PCV-7 secara teratur kepada dokter anak atau spesialis. 'Berdasarkan rekomendasi WHO, Indonesia adalah salah satu negara yang dinyatakan wajib melakukan vaksinasi ini karena angka kematiannya telah berada di atas 50 ribu per tahun,' jelasnya. Direktur Divisi Vaksin PT Pfizer Indonesia Helena Rahayu mengatakan, pihaknya telah memproduksi vaksin PCV-7 dalam jumlah yang sangat banyak. 'Kami produksi tak terhingga, satu boks vaksin seharga Rp850 ribu untuk satu kali suntik dengan ukuran 0,5 mililiter,' katanya. Sri menambahkan, untuk bayi di bawah enam bulan sebaiknya dilakukan empat kali, di bawah setahun tiga kali dan di atas dua tahun paling tidak sekali. Vaksin dapat diberikan mulai usia dua bulan hingga sembilan tahun. 'Di Amerika dan Kanada, vaksin ini dapat menurunkan angka kematian akibat bakteri pneumokokus hingga 97 persen,'ujarnya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010