Ternate (Antara Maluku) - Status Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara masih tetap waspada level II, meski pada Selasa dini hari (14/2) sempat kembali menyemburkan abu vulkanik.
"Pada Selasa dini hari, Gunung Gamalama mengeluarkan abu vulkanik, tetapi hal itu tidak mempengaruhi statusnya, yakni tetap waspada level II," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane di Ternate, Rabu.
Status Gunung Gamalama semula siaga level III, menyusul adanya letusan besar pada Desember 2011, namun sejak 24 Januari 2012 statusnya diturunkan ke waspada level II karena aktivitas vulkaniknya mulai menurun.
Sementara amplitudo letusan 45 mm dan berlangsung selama 80 detik. Penyebab letusan karena adanya akumulasi uap air akibat hujan yang terjadi di puncak gunung dalam beberapa hari terakhir yang mengarah ke tenggara.
Semburan abu vulkanik pada Selasa dini hari itu tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman petani di lereng Gunung Gamalama, karena abu vulkaniknya sedikit.
Ia mengatakan, pascaterjadinya semburan Gunung Gamalama pada Selasa dini hari, pihaknya sempat memantau di lapangan dan melihat ada abu tipis pada rumah warga dan kendaraan roda empat yang di parkir di sejumlah lokasi di Ternate, seperti kawasan Kampung Pisang dan Kota Baru.
Oleh karena itu, masyarakat di Kota Ternate diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya isu yang tidak benar mengenai kondisi Gunung Gamalama, karena bisa jadi isu itu sengaja diembuskan untuk mempengaruhi ketenangan warga.
Namun, kata Darno, dirinya tidak bisa memastikan aktivitas Gunung Gamalama akan turun dari waspada level II ke kondisi normal, atau sebaliknya naik kembali ke siaga level III, karena pihaknya sebatas memantau perkembangannya melalui seismograf.
Masyarakat termasuk para wisatawan tetap dilarang untuk melakukan pendakian di gunung setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu karena sampai saat ini masih berbahaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Pada Selasa dini hari, Gunung Gamalama mengeluarkan abu vulkanik, tetapi hal itu tidak mempengaruhi statusnya, yakni tetap waspada level II," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane di Ternate, Rabu.
Status Gunung Gamalama semula siaga level III, menyusul adanya letusan besar pada Desember 2011, namun sejak 24 Januari 2012 statusnya diturunkan ke waspada level II karena aktivitas vulkaniknya mulai menurun.
Sementara amplitudo letusan 45 mm dan berlangsung selama 80 detik. Penyebab letusan karena adanya akumulasi uap air akibat hujan yang terjadi di puncak gunung dalam beberapa hari terakhir yang mengarah ke tenggara.
Semburan abu vulkanik pada Selasa dini hari itu tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman petani di lereng Gunung Gamalama, karena abu vulkaniknya sedikit.
Ia mengatakan, pascaterjadinya semburan Gunung Gamalama pada Selasa dini hari, pihaknya sempat memantau di lapangan dan melihat ada abu tipis pada rumah warga dan kendaraan roda empat yang di parkir di sejumlah lokasi di Ternate, seperti kawasan Kampung Pisang dan Kota Baru.
Oleh karena itu, masyarakat di Kota Ternate diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya isu yang tidak benar mengenai kondisi Gunung Gamalama, karena bisa jadi isu itu sengaja diembuskan untuk mempengaruhi ketenangan warga.
Namun, kata Darno, dirinya tidak bisa memastikan aktivitas Gunung Gamalama akan turun dari waspada level II ke kondisi normal, atau sebaliknya naik kembali ke siaga level III, karena pihaknya sebatas memantau perkembangannya melalui seismograf.
Masyarakat termasuk para wisatawan tetap dilarang untuk melakukan pendakian di gunung setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu karena sampai saat ini masih berbahaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012