Ambon (Antara Maluku) - Pendaki tujuh puncak dunia (The Seven Summiteers), Sofyan Arief Fesa mengajak pendaki lainnya di Indonesia untuk mengunjungi gunung Binaya (3.027 Mdpl), di Pulau Seram, Maluku.

"Binaya adalah gunung yang wajib didaki oleh pecinta alam. Berbeda dengan gunung-gunung di Sumatera Barat dan dataran Jawa, rutenya pendek, hanya butuh satu sampai lima hari untuk mencapai puncaknya, jalur pendakian Binaya lebih panjang dan medannya masih alami," kata Sofyan Arief Fesa di Ambon sebelum menuju ke Pulau Seram, Senin.

Sofyan Arief Fesa merupakan salah satu dari empat anggota Mahitala Universitas Parahyangan (Unpar) yang berhasil mengibarkan bendera Merah-Putih di tujuh puncak dunia untuk pertama kalinya, yakni Carstensz Pyramid (4.884 mdpl), Kilimanjaro (5.895 mdpl), Elbrus (5.642 mdpl), Aconcagua (6.962), Vinson Massif (4.897 mdpl), Everest (8.850 mdpl), dan Denali (6.194 mdpl), pada 2011.

Kedatangan Sofyan Arief Fesa, bersama Xaverius Frans teman satu timnya ketika mengelilingi tujuh puncak dunia, dan lima orang anggota Mahitala lainnya ke Ambon, memang bertujuan mendaki gunung Binaya.

Karena terbatasnya waktu, tim ekspedisi Mahitala akan menggunakan jalur utara menuju "atap Maluku" itu dengan target waktu pendakian selama delapan hari. Mereka akan didampingi oleh dua orang anggota Perhimpunan Pemuda Sadar Wisata Pecinta Alam (PPSWPA) - Kreativitas Anak-Anak Alam (KANAL) Ambon, Budi Herman dan Muhammad Tuasikal.

Sebagai pendaki tujuh puncak tertinggi di tujuh benua, Sofyan menilai gunung Binaya di Maluku, Bukit Raya di Kalimantan, dan Carstensz Pyramid di Papua, adalah tiga gunung yang susah untuk didaki karena medannya yang sulit.

"Ketiga gunung itu sangat sukar dalam jajaran seven summits Indonesia, sama halnya dengan seven summits dunia yang sulit didaki, seperti Everest, Vinson Massif, Denali, dan Carstensz Pyramid. Bagi para pendaki yang ingin merasakan petualangan harus mendaki Binaya," ucapnya.

Selama berada di Maluku, tim ekspedisi Mahitala akan melakukan serangkaian kegiatan alam bebas, yakni pendakian gunung Binaya, menjelajah goa Enyala dan snorkling di perairan di Desa Saleman - Pulau Seram, serta menyelam dalam di Tanjung Setan - Pulau Ambon.

"Nama ekspedisi kami adalah Bina Wisata Kepulauan Rempah-Rempah. Kegiatannya selain pendakian Binaya, juga ada jelajah goa, snorkeling dan diving. Kami akan melakukan survey medan dan realitas biaya yang dibutuhkan untuk melakukan ekspedisi ke Maluku, hasilnya akan diberitahukan kepada teman-teman di Jawa," kata Sofyan.

"Kami bisa datang ke sini karena adanya informasi dan publikasi kegiatan Jejak Binaya yang dilaksanakan PPSWPA-KANAL Ambon pada akhir tahun lalu. Tadinya saya juga ingin ikut acara tersebut, tapi belum ada waktu," katanya.

M. Azis Tunny dari PPSWPA-KANAL yang mendampingi tim Mahitala selama di berada Ambon mengatakan, setelah turun dari Binaya, tim ekspedisi ini selanjutnya menuju Saleman di Seram Utara untuk caving dan snorkeling tanggal 7 hingga 10 Juni nanti. Setelah itu, tim ke Ambon untuk diving di perairan Tanjung Setan di utara Pulau Ambon.

"Rencananya, mereka akan melakukan ekspedisi di Maluku hingga tanggal 12 Juni mendatang," kata Ketua Pelaksana Jejak Binaya Adventure 2011.

Budi Herman dari PPSWPA-KANAL Ambon yang ikut dalam pendakian tim Mahitala ke Binaya merasa bangga karena bisa menjadi bagian dari tim yang di dalamnya terdapat dua pendaki dunia.

"Mereka adalah idola saya dan mendaki bersama mereka adalah mimpi saya yang benar-benar terwujud. Sebagai warga Maluku, saya bangga karena para summiteers dunia ini memilih Maluku sebagai tujuan ekspedisi," ucapnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012