Ternate (Antara Maluku) - Warga Ternate, Maluku Utara menyambut Ramadhan dengan berbagai tradisi, di antaranya berziarah ke makam orang tua atau keluarga untuk menabur daun pandan sekaligus membacakan doa.
Seorang tokoh Agama Islam di Ternate H. Ali Lampah mengatakan di Ternate, Kamis, tradisi menabur bunga di makam menjelang Ramadhan yang sudah berlangsung sejak zaman dulu itu terinspirasi dari peristiwa pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Sesuai cerita turun temurun dari para leluhur, Nabi Muhammad SAW, saat melintas di sebuah makam mendengar jenazah dalam makan itu sedang mengalami siksaan, dan saat itu Nabi Muhammad SAW mengambil daun pandan dan menaburkannya di atas makan itu.
"Saat itu juga siksaan yang dialami di dalam makan tersebut berhenti. Dari riwayat itu warga Ternate setiap berziarah di makam orang tua atau keluarga selalu menabur daun pandan dengan harapan dapat menghindarkan siksaan orang tua atau keluarga di alam kubur," katanya.
Itulah sebabnya setiap menjelang Ramadhan, kompleks pemakaman di Ternate dipenuhi pedagang daun pandan. Ada pula yang menjual bunga seperti yang terlihat pada makam di daerah lain, tapi di Ternate yang paling dicari warga adalah daun pandan.
Seorang pedagang di depan Pemakaman Islam Ternate, ibu Ani mengatakan, menjelang Ramadhan tahun ini, ia bisa mendapatkan keuntungan dari menjual daun pandan kepada para peziarah di pemakaman itu sampai Rp300 ribu per hari.
Daun pandan di Ternate tidak sulit untuk diperoleh, selain banyak ditanam warga setempat, juga banyak tumbuh liar di kawasan hutan lereng Gunung Gamalama. Pandan di lokasi itu diduga ditanam oleh para leluhur Kesultanan Ternate.
Tradisi lainnya yang dilakukan warga Ternate menyambut Ramadhan adalah 'Batahlil', yang dilakukan di rumah warga dengan cara mengumandangkan ayat-ayat Al-Quran dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tradisi Batahlil itu dipimpin oleh imam masjid atau tokoh agama dengan peserta belasan orang. Dalam tradisi batahlil ini juga harus ada daun pandan yang ditabur di atas kain putih depan orang yang mengikuti tradisi Batahlil itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
Seorang tokoh Agama Islam di Ternate H. Ali Lampah mengatakan di Ternate, Kamis, tradisi menabur bunga di makam menjelang Ramadhan yang sudah berlangsung sejak zaman dulu itu terinspirasi dari peristiwa pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Sesuai cerita turun temurun dari para leluhur, Nabi Muhammad SAW, saat melintas di sebuah makam mendengar jenazah dalam makan itu sedang mengalami siksaan, dan saat itu Nabi Muhammad SAW mengambil daun pandan dan menaburkannya di atas makan itu.
"Saat itu juga siksaan yang dialami di dalam makan tersebut berhenti. Dari riwayat itu warga Ternate setiap berziarah di makam orang tua atau keluarga selalu menabur daun pandan dengan harapan dapat menghindarkan siksaan orang tua atau keluarga di alam kubur," katanya.
Itulah sebabnya setiap menjelang Ramadhan, kompleks pemakaman di Ternate dipenuhi pedagang daun pandan. Ada pula yang menjual bunga seperti yang terlihat pada makam di daerah lain, tapi di Ternate yang paling dicari warga adalah daun pandan.
Seorang pedagang di depan Pemakaman Islam Ternate, ibu Ani mengatakan, menjelang Ramadhan tahun ini, ia bisa mendapatkan keuntungan dari menjual daun pandan kepada para peziarah di pemakaman itu sampai Rp300 ribu per hari.
Daun pandan di Ternate tidak sulit untuk diperoleh, selain banyak ditanam warga setempat, juga banyak tumbuh liar di kawasan hutan lereng Gunung Gamalama. Pandan di lokasi itu diduga ditanam oleh para leluhur Kesultanan Ternate.
Tradisi lainnya yang dilakukan warga Ternate menyambut Ramadhan adalah 'Batahlil', yang dilakukan di rumah warga dengan cara mengumandangkan ayat-ayat Al-Quran dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tradisi Batahlil itu dipimpin oleh imam masjid atau tokoh agama dengan peserta belasan orang. Dalam tradisi batahlil ini juga harus ada daun pandan yang ditabur di atas kain putih depan orang yang mengikuti tradisi Batahlil itu.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012