Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Maluku mengharapkan pembangunan landasan pacu bandara di Pulau Moa bisa mencapai lebih dari 1.000 meter agar dapat didarati pesawat berbadan lebar secara aman.
"Kalau yang sekarang sedang dikerjakan hanya sepanjang 650 meter, dan kami sementara berusaha meminta dukungan DPRD kabupaten maupun provinsi agar panjangnya mencapai 1.000 meter lebih," kata Bupati MBD, Barnabas Orno di Ambon, Kamis.
Sejak pekan lalu, katanya, pengerjaan proyek landasan pacu bandara Moa tersebut baru berupa kegiatan pemadatan dan pengaspalan.
Menurut Banabas Orno, bandara Moa merupakan salah satu sarana infrastruktur dasar yang dibangun pemerintah saat ini guna mendukung aktivitas pemerintahan kabupaten yang akan dialihkan dari Pulau Wonreli-Kisar ke Tiakur (Pulau Moa) pada Bulan November 2012.
Infrastruktur dasar di bidang perhubungan udara dan laut dari daerah lain menuju Kabupaten MBD maupun sebaliknya saat ini sangat terbatas sehingga perlu disiapkan berbagai fasilitas pendukung yang sangat memadai.
"Jadi kalau landasan pacu bandara Moa yang sementara dikerjakan hanya sepanjang 650 meter, tentunya dirasakan terlalu pendek dan maskapai penerbangan yang akan beroperasi juga sangat sedikit," katanya.
Padahal, lanjutnya, wilayah MBD yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Timor Leste memiliki cukup banyak potensi kekayaan alam seperti minyak dan gas bumi, pertambangan emas atau kekayaan alam laut yang menjadi daya tarik tersendiri di masa datang.
Barnabas Orno menambahkan, saat ini pusat pemerintahan masih berlangsung di Wonreli-Kisar sebagai ibu kota sementara kabupaten dan terdapat sebuah lapangan terbang yang sudah diperpanjang landasan pacunya dari 800 meter menjadi 950 meter.
"Namun itu belum diverifikasi oleh pemerintah pusat. Saat ini kami masih menunggu kehadiran tim Kementerian Perhubungan untuk melakukan verifikasi, sebelum lapangan terbangnya bisa dioperasikan dengan menambah maskapai penerbangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Kalau yang sekarang sedang dikerjakan hanya sepanjang 650 meter, dan kami sementara berusaha meminta dukungan DPRD kabupaten maupun provinsi agar panjangnya mencapai 1.000 meter lebih," kata Bupati MBD, Barnabas Orno di Ambon, Kamis.
Sejak pekan lalu, katanya, pengerjaan proyek landasan pacu bandara Moa tersebut baru berupa kegiatan pemadatan dan pengaspalan.
Menurut Banabas Orno, bandara Moa merupakan salah satu sarana infrastruktur dasar yang dibangun pemerintah saat ini guna mendukung aktivitas pemerintahan kabupaten yang akan dialihkan dari Pulau Wonreli-Kisar ke Tiakur (Pulau Moa) pada Bulan November 2012.
Infrastruktur dasar di bidang perhubungan udara dan laut dari daerah lain menuju Kabupaten MBD maupun sebaliknya saat ini sangat terbatas sehingga perlu disiapkan berbagai fasilitas pendukung yang sangat memadai.
"Jadi kalau landasan pacu bandara Moa yang sementara dikerjakan hanya sepanjang 650 meter, tentunya dirasakan terlalu pendek dan maskapai penerbangan yang akan beroperasi juga sangat sedikit," katanya.
Padahal, lanjutnya, wilayah MBD yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Timor Leste memiliki cukup banyak potensi kekayaan alam seperti minyak dan gas bumi, pertambangan emas atau kekayaan alam laut yang menjadi daya tarik tersendiri di masa datang.
Barnabas Orno menambahkan, saat ini pusat pemerintahan masih berlangsung di Wonreli-Kisar sebagai ibu kota sementara kabupaten dan terdapat sebuah lapangan terbang yang sudah diperpanjang landasan pacunya dari 800 meter menjadi 950 meter.
"Namun itu belum diverifikasi oleh pemerintah pusat. Saat ini kami masih menunggu kehadiran tim Kementerian Perhubungan untuk melakukan verifikasi, sebelum lapangan terbangnya bisa dioperasikan dengan menambah maskapai penerbangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012