Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) bersama Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Yayasan Sombar Negeri Maluku mengedukasi mahasiswa soal penerapan Pancasila dengan kearifan lokal.
Kegiatan yang diadakan di Ambon itu, bertema Internalisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam penguatan ideologi Pancasila.
"Tema yang diangkat saat ini sangat menarik mengingat pascareformasi yang ditandai dengan terbukanya demokratisasi yang pada kenyataannya telah membuka ruang kebebasan yang luar biasa," ucap Kepala BPIP RI Prof Yudian Wahyudi di Ambon, Selasa.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber yang berkompeten dalam bidangnya yaitu Syaiful Arif, Dr Nurman Said, DrnAbidin Wakano, dan Abdul Manaf Tubaka, serta Ketua Yayasan Sombar Negeri Maluku Dr Hasbollah Toisuta.
Prof Yudian mengatakan Pancasila sebagai ideologi negara adalah harga mati, tetapi sebagai ideologi yang terbuka maka Pancasila harus terus dikaji agar mendapatkan kesesuaiannya dalam merespons dinamika perubahan yang meniscaya saat ini.
“Pancasila harus terus kita pertahankan selamanya terangnya. Dengan demikian sangatlah tepat bila kegiatan yang digelar saat ini ingin mengeksplor nilai-nilai kearifan lokal sebagai aspek penting untuk memperkuat ideologi pancasila," tuturnya.
Ia menjelaskan di Maluku mengenal dengan istilah Ain Ni Ain, Sagu salempeng patah dua dan masih banyak istilah kearifan lokal yang dikembangkan untuk menjadi perekat.
"Pancasila adalah norma dasar dan fundamental yang menjadi sesuatu yang penting bagi bangsa," katanya.
Ia melanjutkan suatu bangsa yang tidak memiliki ideologi tentu akan mengalami kesulitan, karena dengan adanya ideologi maka tentu akan mengarahkan bangsa ini ke arah mencapai cita-cita bangsa.
"Karena itu sebagai generasi muda harus memahami betul nila-nilai yang terdapat di dalam Ideologi Pancasila itu sehingga dapat dipahami dan dapat dipraktekkan secara baik," tuturnya.
Sementara itu Rektor Universitas Pattimura, Prof Saptenno, mengatakan Yayasan Sombar Negeri Maluku merupakan sebuah wadah atau tempat yang dibentuk untuk memberikan perlindungan, pengayoman dan pemahaman terhadap Ideologi Pancasila sehingga generasi muda dapat memahami hal tersebut.
Selanjutnya dikatakan bahwa, Universitas Pattimura adalah Perguruan Tinggi Negeri di Maluku yang dikenal dengan kampus orang basudara dengan jumlah mahasiswa 24 ribu yang berasal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
“Hal ini tentu menjadi bagian dimana kita dapat menyosialisasikan dan mendesiminasi makna dari Ideologi Pancasila. Kami sebut Kampus Orang Basudara yang memiliki arti dari berbagai latar belakang suku, budaya, ras dan agama yang berbeda” ujarnya.
Dia mengatakan, Provinsi Maluku sesungguhnya memiliki banyak kearifan lokal yang sudah dikembangkan jauh sebelum Indonesia ini ada. Tetapi dalam kenyataannya, beberapa puluh tahun lalu terjadi salah satu konflik yang besar dan hal ini tentu disusupi dengan ideologi tertentu yang merugikan, maka saat ini Maluku menjadi salah satu provinsi yang menjadi contoh perdamaian di Indonesia dan dunia.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya Gong Perdamaian Dunia yang ada di Kota Ambon, Provinsi Maluku sehingga dapat dijadikan sebagai objek wisata sekaligus menjadi momen penting bagi generasi muda bahwa konflik tidak ada artinya, akan tetapi hidup orang basudara sangatlah penting.
Ia melanjutkan dengan adanya BPIP RI maka dia berharap agar mahasiswa mampu membatasi diri dari isu yang memecah belah bangsa dan sebagai generasi muda bangsa maupun mahasiswa diharapkan dapat menjadi pelopor ataupun duta yang dapat mengimplementasikan hal tersebut serta dapat memberikan pemahaman yang baik kepada generasi ke generasi berikutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023