Dubai (Antara Maluku) - Orang kedua Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) membantah pemberitaan bahwa ia tewas dalam serangan pasukan Yaman, dalam sebuah pesan terekam yang dipasang di situs kelompok garis keras, kata SITE Intelligence, Senin.

Kelompok pemantau jaringan teror itu mengatakan, Saeed al-Shehri menuduh militer Yaman memalsukan kematiannya untuk "menutup-nutupi pembunuhan warga sipil oleh pesawat AS".

Pernyataan itu disampaikan pemimpin AQAP tersebut dalam pesan suara yang dipasang di sayap media kelompok itu dan Internet pada 20 Oktober.

"Pemerintah Yaman atas nama AS tidak mengakui tanggung jawab atas pembunuhan muslim tak berdosa, dan ketika mereka melihat rakyat tidak bisa ditipu oleh kebohongan ini, mereka menyebarkan kebohongan lain untuk menyembunyikan masalah itu, yakni tentang pembunuhan Saeed al-Shehri," katanya.

Pada 10 September, Kementerian Pertahanan Yaman mengumumkan bahwa pasukan membunuh Shehri dalam penyerbuan di provinsi Hadramawt, Yaman timur.

Pada saat itu kementerian tersebut mengatakan, "enam unsur teroris lain yang mendampingi (Shehri) juga tewas" dan kematiannya itu merupakan pukulan telak bagi AQAP yang bermarkas di Yaman.

Shehri pada September tahun lalu selamat dalam serangan pesawat tak berawak AS terhadap desa Al-Mahfad di provinsi Abyan, Yaman selatan.

Pemimpin militan itu dibebaskan dari penjara Guantanamo pada 2007 dan diterbangkan ke Arab Saudi, dimana ia menjalani program rehabilitasi.

Setelah menyelesaikan program itu, Shehri menghilang dan kemudian muncul lagi sebagai pemimpin kedua AQAP.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Al Qaida, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.

Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Al Qaida.

Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Al Qaida Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.

Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.

Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.

Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.

AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Al Qaida di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida.
(M014)

Pewarta: AFP

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012