Ambon (Antara Maluku) - Kegiatan transaksi emas di sejumlah toko perhiasan maupun pedagang pinggiran di Kota Ambon, Maluku, Jumat, mulai meningkat dibanding beberapa hari sebelumnya.

"Jual beli emas mulai meningkat, baik yang menjual maupun yang membeli," kata Caca Enny, pedagang emas di kawasan Matahari Ambon Plaza yang terletak di Jalan J. Latuharhary.

Ia mengaku, sejak hari Senin (5/11) sudah membeli 28 gram emas.

"Di antaranya 15 gram yang masih dalam bentuk leburan, saya beli dari warga yang ikut melakukan penambangan emas di kawasan Gunung Botak, Kecamatan Wamsait, Kabupaten Buru," katanya.

Enny mengungkapkan, emas leburan biasa dibeli seharga Rp400.000/gram, sedangkan yang dalam bentuk butiran tidak ada pedagang yang mau membeli, karena harus diproses lagi untuk menjadi emas murni.

"Lihat, ini beberapa contoh emas leburan yang kami beli kemudian diproses dalam bentuk cincin dan gelang yang kelihatan keemasannya cukup cerah," katanya menjelaskan.

Pantauan ANTARA, selain jual beli emas dalam bentuk perhiasan cincin, kalung dan lainnya, para pedagang pinggiran seperti Enny juga memberi jasa perbaikan perhiasan yang patah.

Pedagang asal Kapaha, Kelurahan Pandan, Kasturi, menyatakan, perhiasan emas yang utuh biasa ia beli seharga Rp450.000 per gram dan dijual kembali seharga Rp480.000 per gram.

"Kalau yang rusak saya beli Rp380.000 per gram," katanya.

Hamid, pemilik Toko Emas Mujur di kawasan Plaza Ambon, juga mengakui transaksi jual beli emas di tempat usahanya sudah mulai ramai.

"Belakangan ini memang ada saja masyarakat yang membeli, namun dalam ukuran yang tidak terlalu besar, paling dua hingga empat gram saja," ujarnya.

Menurut dia, situasi ini sama dengan menjelang hari raya dimana masyarakat suka membeli emas untuk berdandan dan sebaliknya menjual untuk mendapatkan uang tunai agar bisa berbelanja kebutuhan menyambut hari raya.

Mengenai harga emas, ia menyatakan saat ini bergerak naik, dari biasanya Rp540.000 per gram  menjadi Rp575.000 per gram.

Pewarta: ANTARA

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012