Putra dari Rachmawati Soekarnoputri, Mahardhika, mengatakan bahwa Guntur Soekarnoputra harus banyak belajar lagi ajaran dari presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno).
"Sepertinya Pakde Guntur harus lebih banyak belajar lagi dari pemikiran kakek saya Bung Karno," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat pagi.
Mahardika menyampaikan hal itu terkait dengan pernyataan Guntur yang menyebut nasib Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dapat ditentukan apabila Ganjar Pranowo-Mahfud Md. terpilih pada Pilpres 2024.
"Pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh tokoh senior sekelas Guntur. Karena bagaimanapun Jokowi adalah presiden terpilih yang mendapat mandat dari rakyat. Tentunya kita semua harus menghormati dan menghargai hal tersebut," katanya menegaskan.
Baca juga: Prabowo, AHY, dan Didi Mahardika ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar
Ia menyatakan fatsun politik yang diajarkan Bung Karno sangat menghormati dan menghargai semua tokoh politik bangsa yang berjuang lewat jalan demokrasi. Bahkan, Bung Karno bisa sangat akrab secara pribadi dengan tokoh politik yang berseberangan garis politiknya dengan beliau.
Menurut dia, sikap Bung Karno tersebut hendaknya bisa dijadikan teladan oleh tokoh politik di Indonesia. Apalagi, mereka yang mengaku menjadi anak ideologisnya Bung Karno.
"Tidak boleh dan tidak etis menekan dan menggertak presiden seperti itu," katanya menegaskan.
Selain itu, kata dia, pernyataan Guntur tentang Indonesia bisa langgeng harus memenangkan Ganjar Pranowo. Pernyataan itu sangat tidak berdasar dan sangat menyesatkan buat generasi muda.
"Kontestasi pilpres adalah mekanisme demokrasi dalam rangka memilih pemimpin terbaik untuk bangsa ini. Siapa pun yang terpilih menjadi presiden, Indonesia harus tetap utuh dan eksis seperti yang sering disampaikan oleh Calon Presiden RI Prabowo Subianto," katanya mengingatkan.
Menurut dia, Prabowo Subianto telah memberikan keteladanan dan selalu mendukung siapa pun yang menjadi pemenang pilpres.
Baca juga: Didi Mahardika: Time Will Tell
Sikap kenegarawanan seperti itu, lanjut dia, seharusnya dijadikan teladan oleh semua pihak.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI Guntur Soekarnoputra yang menyinggung Jokowi disampaikan saat dirinya membuka acara sukarelawan pimpinannya dalam acara yang bertajuk Rock and Roll Day’s.
"Kalau Ganjar dan Mahfud sudah jadi presiden dan wakil presiden, presiden punya hak prerogatif, gampang itu Jokowi mau diapain, terserah," kata Guntur di hadapan sukarelawan di Rumah Aspirasi Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta, Senin (29/1).
Sebelumnya, KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, masa tenang pada tanggal 11—13 Februari, dan hari-H pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahardhika sebut Guntur Soekarnoputra harus belajar ajaran Bung Karno
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Sepertinya Pakde Guntur harus lebih banyak belajar lagi dari pemikiran kakek saya Bung Karno," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat pagi.
Mahardika menyampaikan hal itu terkait dengan pernyataan Guntur yang menyebut nasib Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dapat ditentukan apabila Ganjar Pranowo-Mahfud Md. terpilih pada Pilpres 2024.
"Pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh tokoh senior sekelas Guntur. Karena bagaimanapun Jokowi adalah presiden terpilih yang mendapat mandat dari rakyat. Tentunya kita semua harus menghormati dan menghargai hal tersebut," katanya menegaskan.
Baca juga: Prabowo, AHY, dan Didi Mahardika ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar
Ia menyatakan fatsun politik yang diajarkan Bung Karno sangat menghormati dan menghargai semua tokoh politik bangsa yang berjuang lewat jalan demokrasi. Bahkan, Bung Karno bisa sangat akrab secara pribadi dengan tokoh politik yang berseberangan garis politiknya dengan beliau.
Menurut dia, sikap Bung Karno tersebut hendaknya bisa dijadikan teladan oleh tokoh politik di Indonesia. Apalagi, mereka yang mengaku menjadi anak ideologisnya Bung Karno.
"Tidak boleh dan tidak etis menekan dan menggertak presiden seperti itu," katanya menegaskan.
Selain itu, kata dia, pernyataan Guntur tentang Indonesia bisa langgeng harus memenangkan Ganjar Pranowo. Pernyataan itu sangat tidak berdasar dan sangat menyesatkan buat generasi muda.
"Kontestasi pilpres adalah mekanisme demokrasi dalam rangka memilih pemimpin terbaik untuk bangsa ini. Siapa pun yang terpilih menjadi presiden, Indonesia harus tetap utuh dan eksis seperti yang sering disampaikan oleh Calon Presiden RI Prabowo Subianto," katanya mengingatkan.
Menurut dia, Prabowo Subianto telah memberikan keteladanan dan selalu mendukung siapa pun yang menjadi pemenang pilpres.
Baca juga: Didi Mahardika: Time Will Tell
Sikap kenegarawanan seperti itu, lanjut dia, seharusnya dijadikan teladan oleh semua pihak.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI Guntur Soekarnoputra yang menyinggung Jokowi disampaikan saat dirinya membuka acara sukarelawan pimpinannya dalam acara yang bertajuk Rock and Roll Day’s.
"Kalau Ganjar dan Mahfud sudah jadi presiden dan wakil presiden, presiden punya hak prerogatif, gampang itu Jokowi mau diapain, terserah," kata Guntur di hadapan sukarelawan di Rumah Aspirasi Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta, Senin (29/1).
Sebelumnya, KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, masa tenang pada tanggal 11—13 Februari, dan hari-H pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahardhika sebut Guntur Soekarnoputra harus belajar ajaran Bung Karno
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024