Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat provinsi itu mengalami inflasi sebesar 3,02 persen pada Februari 2024 yang didorong oleh kenaikan komoditas kelompok makanan.

"Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 3,26 persen  dan terendah di Kota Tual  sebesar 2,88 persen dengan," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia, di Ambon, Jumat.

Dia mengatakan, terjadinya inflasi karena adanya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,16 persen, kelompok kesehatan sebesar  3,81 persen,  kelompok perawatan pribadi  dan jasa lainnya sebesar 3,48 persen kelompok transportasi sebesar 2,96 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman /restoran sebesar  2,79 persen.

Lalu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,93 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,59 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga  sebesar 1,40 persen, kelompok pakaian  dan alas kaki sebesar 0,96 persen,  dan kelompok perlengkapan,  peralatan dan  pemeliharaan rutin rumah tangga  sebesar 0,64 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Ia memaparkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi Februari  2024, antara lain beras, bawang putih,tomat, tarif angkutan udara, kangkung, sigaret kretek mesin, sawi hijau, gula pasir, bawang merah, buncis labu siam /jipang, pembalut wanita, tarif angkutan laut,  mobil, daun singkong, emas perhiasan,  kopi bubuk, sigaret  kretek tangan,  dan obat dengan resep.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain, ikan selar/kawalinya, ikan tongkol/komu, ikan cakalang/sisik, ikan layang/momar,  telepon seluler,  sabun mandi cair, terong, sabun cream deterjen, minuman ringan,  pepaya ayam hidup,  sabun wajah,  tas sekolah, keramik, sepatu pria, sepatu anak,  minyak rambut,  tepung terigu, handbody lotion dan cabai rawit.

Dia menambahkan,  berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku  di tiga kabupaten dan kota  pada Februari 2024 terjadi inflasi  tahunan  sebesar 3,02 persen  atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 101,51 pada pada Februari 2023  menjadi 104,58 pada  Februari 2024. 

Sementara tingkat inflasi  bulanan  sebesar 1,19 persen  dan tingkat deflasi sebesar 1,00 persen.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Maluku melakukan langkah-langkah untuk memperkuat kolaborasi antar kabupaten/kota dalam rangka menekan angka inflasi di daerah itu.

"Langkah-langkah pengendalian inflasi yang dilakukan seperti gelar pasar murah, aktif melakukan rapat koordinasi pengendalian inflasi antar kabupaten/kota, melakukan kerja sama antar daerah," ucap Sekretaris daerah (Sekda) Maluku Sadali Ie.

Kemudian pemantauan harga dan stok pangan, menjaga jalur distribusi dari sentra produksi ke pasar-pasar tradisional, memprioritaskan bongkar muat bahan pokok di pelabuhan, pembagian paket sembako gratis kepada masyarakat yang membutuhkan, dan memonitor harga di Pasar Mardika.

Sekda menjelaskan kolaborasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis, membicarakan, mendiskusikan upaya yang harus dilakukan dalam melakukan penanganan inflasi.

Untuk itu pada 2024 dengan berbagai langkah strategis dan kerja maksimal dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Maluku dalam melakukan pengendalian inflasi sehingga bermuara pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku.

 

Pewarta: John Soplanit

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024