Jakarta (ANTARA) - Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah World Water Forum 2024. Acara internasional sebagai upaya 172 negara di dunia dalam mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal memastikan akses universal terhadap air bersih dan sanitasi.
World Water Forum 2024 atau Forum Air Dunia merupakan pertemuan global yang membahas isu-isu terkait air, termasuk pengelolaan sumber daya air, keberlanjutan, dan akses air bersih. Forum ini akan mengangkat isu-isu terkait pengelolaan sumber daya air, keberlanjutan, dan akses air bersih.
Pada 15 Mei 2024 di Bali, forum ini ditekadkan untuk memperkuat kerja sama global dalam mengatasi tantangan air dan mencari solusi bersama untuk masa depan yang berkelanjutan.
Bertemakan “Air untuk Kemakmuran Bersama”, forum yang rencananya dihadiri 60 organisasi ini menekankan pentingnya akses yang adil terhadap air bersih.
Beberapa topik spesifik yang akan dibahas oleh para peserta. Dua di antaranya adalah Kemitraan dan Diplomasi, serta Pendidikan dan Kesadaran.
Para pemangku kepentingan akan berdiskusi tentang pentingnya kerja sama internasional dan diplomasi dalam mengatasi masalah air. Diskusi tersebut akan melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil.
Forum yang juga akan membahas pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan air yang berkelanjutan ini membahas pula kampanye kesadaran publik dan pendidikan di sekolah. Melalui forum ini Indonesia berkesempatan mengumumkan kebijakan dan inisiatif terkait sumber daya air.
Kesadaran Publik
Kesadaran manusia tentang pentingnya menjaga sumber daya air sangat relevan dengan keberlanjutan hidup. Kesadaran ini mencakup pemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas air dan mengurangi polusi, perlunya mengelola air secara berkelanjutan, dan dampak perubahan iklim terhadap siklus air dan keberlanjutan sumber daya air.
Kesadaran ini dapat mendorong tindakan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk mengurangi pemborosan air, mengadopsi praktik berkelanjutan, dan melindungi ekosistem air.
Melalui tim komunikasi publik, Indonesia dapat memperkuat diplomasi air dengan negara-negara lain, membangun kerjasama, dan memperkuat komitmen bersama untuk mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.
Tim komunikasi publik menyampaikan pesan-pesan penting tentang keberlanjutan sumber daya air kepada peserta forum dan masyarakat dunia. Informasi penting menciptakan pengetahuan, pengalaman, dan inovasi.
Ada beberapa tantangan komunikasi yang mungkin dihadapi oleh tim Komunikasi Publik. Pertama, terkait budaya dan bahasa. Peserta forum akan datang dari berbagai negara dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Tantangan komunikasi ditemui ketika tim harus memastikan pesan-pesan disampaikan dengan jelas dan efektif kepada mereka. Tidak hanya itu, pesan-pesan juga harus disampaikan tepat waktu dan diterima dengan baik, hingga dapat menggugah partisipasi aktif para peserta dalam menanggapi isu-isu penting.
Selanjutnya, media massa akan memantau dan meliput rangkaian aktivitas dalam forum ini. Tantangan Tim Komunikasi Publik adalah mengelola hubungan dengan media, memberikan informasi yang akurat, dan menjawab pertanyaan jurnalis.
Di luar dari tantangan-tantangan yang disebutkan, kondisi krisis dan kejadian tidak terduga dapat terjadi misalnya situasi darurat atau perubahan rencana yang mendadak dan tidak terduga. Kondisi tersebut tentu saja membutuhkan respons cepat yang minim risiko.
Pemerintah Indonesia memiliki perhatian dalam hal pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. Fokus tersebut diturunkan dalam tiga topik, yaitu Konservasi Air dan Ketersediaan Air Bersih, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Pesan prioritas yang ditekankan pemerintah dari ketiga hal di atas adalah pentingnya menjaga sumber daya air dan memastikan akses air yang layak bagi semua orang.
Pemerintah juga menggarisbawahi hubungan antara air, pertanian, dan energi dalam mencapai keberlanjutan. Selain itu, pemerintah ingin menunjukkan komitmennya dengan menyoroti pentingnya mitigasi risiko bencana terkait air.
Forum Air Dunia 2024 adalah momentum menggugah kesadaran publik. Tim Komunikasi Publik berpeluang membantu pemerintah dengan menerapkan Model Proses Komunikasi S-M-C-R-E dalam strateginya.
Model ini menggambarkan lima unsur utama dalam proses komunikasi, yaitu source, message, channel, receiver, dan effect. Model ini mengefektifkan pengemasan dan penyampaian pesan kunci yang ingin disampaikan pemerintah kepada publik.
Unsur pertama, Source (Sumber). Tim Komunikasi Publik berperan sebagai sumber sekaligus penyampai informasi. Berdasarkan surat keputusan Presiden Raepublik Indonesia nomor 13 tahun 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Bidang Komunikasi Publik, Dokumentasi, dan Promosi.
Dalam menjalankan tugasnya, Kominfo didukung oleh sejumlah kementerian. Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Penanaman Modal, Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Sekretariat Negara, dan kantor Staf Presiden. Dalam implementasinya, berbagai kementerian dan lembaga turut mendukung kegiatan forum air dunia ini.
Unsur kedua, Message (Pesan), yaitu gagasan, ide, informasi, atau ajakan yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Tim Komunikasi Publik Menyampaikan tiga pesan kunci pemerintah mengenai pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Selanjutnya adalah Channel (Saluran). Saluran yang dimaksud adalah media atau sarana yang digunakan Tim Komunikasi Publik untuk menyampaikan pesan kepada publik. Kanal khusus untuk promosi kegiatan ini adalah situs adalah worldwaterforum.org, dan seluruh Kementerian/ lembaga dapat mengunggah publikasi terkait melalui s.id/ worldwaterforumpedia.
Berbagai program khas kementerian/lembaga dibuat dengan tema khusus. Tim Komunikasi Publik berbagai instansi sengaja mendesainnya, memanfaatkan kanal-kanal korporat dan media mainstream. Misalnya, Kominfo mengoptimalkan kanal-kanal korporatnya seperti infopublik.id, GPR TV, Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), dan lainnya.
Terobosan Kominfo sebagai ‘Komandan’ Komunikasi Publik, Dokumentasi, dan Promosi dalam perhelatan Forum Air Dunia adalah dengan menyelenggarakan ‘Yuk Ngabuburit Jelang World Water Forum ke-10’, sebuah pertunjukan musik yang digelar di pusat kota.
Selain menghadirkan artis-artis ternama, tak tanggung-tanggung, acara tersebut juga dihadiri Duta Komunikasi, Cinta Laura Kiehl. Jangkauan pesannya tampak sengaja didesain populer untuk menyasar segmen anak muda.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mendukung melalui program Talk to Scientists, yang membahas Peran Riset dan Inovasi Mendukung Kesiapan Indonesia dalam World Water Forum 2024. Selain itu, ada juga Bincang Sains Kawasan Bandung Garut (Bisaan Bangga), yang membahas Perubahan Iklim dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan.
Ada juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang mengemas substansi melalui media mainstream, yaitu opini di media massa dan program talkshow di televisi.
Salah satu bentuk promosi World Water Forum 2024 yang dilakukan Kemensetneg kepada generasi muda adalah melalui kegiatan offline penerimaan kunjungan sekolah dan universitas.
Kantor Staf Presiden turut mengawal dengan pertemuan pembahasan agenda setting Kementerian/ Lembaga yang mendukung perhelatan Forum Air Dunia 2024.
Kanal media sosial berbagai instansi turut meramaikan jagad maya, hingga berhasil mencapai trending topik ketiga, dengan jumlah unggahan lebih dari 4600 pesan dan terus meningkat.
Dua unsur lainnya dalam model SMCRE adalah Receiver (Penerima) dan Effect (Dampak). Receiver adalah komunikan, dalam hal ini berarti pihak yang menerima pesan dari komunikator.
Tim Komunikasi Publik idealnya bekerja sama dengan media massa untuk mempromosikan isu-isu terkait air. Melalui media, pesan-pesan tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dapat disebarkan secara luas dan masif.
Effect, sebagai unsur kelima, merupakan respon, tanggapan, persepsi, dan opini yang muncul sebagai hasil dari proses komunikasi.
Dengan mengadopsi model komunikasi yang tepat, Tim Komunikasi Publik dapat memastikan pesan-pesan terkait Forum Air Dunia sampai ke khalayak dengan efektif dan memperkuat kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air secara global dan berkelanjutan.
Dalam menerapkan model tersebut, Tim Komunikasi tidak terlepas dari tantangan. Untuk itu, berkolaborasi dan bersinergi, serta berkomunikasi dengan efektif, dan memastikan pesan-pesan terkait sumber daya air dan keberlanjutan sampai ke seluruh peserta forum, adalah hal yang wajib dilakukan.
Forum Air Dunia adalah momentum untuk meningkatkan kesadaran publik. Dengan dukungan berbagai pihak dan strategi komunikasi yang tepat, forum ini akan mengahsilkan dampak yang signifikan.
Keterlibatan aspek komunikasi publik sangat dibutuhkan dalam memperkuat kesadaran global tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Penulis,
Dyah R. Sugiyanto
Pranata Humas Ahli Madya, bekerja di BRIN
Tulisan ini merupakan opini pribadi, bukan mewakili institusi di mana penulis bekerja.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: World Water Forum dan momentum kesadaran publik