Jakarta (ANTARA) - Dalam kunjungan ke India akhir Januari 2025, Presiden RI Prabowo Subianto kembali mengingatkan hubungan historis yang panjang antara India dan Indonesia.
Prabowo menyinggung peran India sebagai salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan RI. Sebaliknya PM India Shri Narendra Modi mengatakan, hubungan India-Indonesia, utamanya dalam bidang peradaban dan budaya, sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.
Kunjungan Presiden Prabowo ke India kali ini, sesuai posisi Presiden Prabowo selaku tamu kehormatan dalam Hari Republik ke-76 India, yang jatuh pada 26 Januari 2025.
Hari Republik India dihitung sejak India mengadopsi konstitusi, yang mengukuhkan posisi India sebagai negara berdaulat, berdemokrasi, dan berbentuk republik.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap India dan sebagai negara sahabat sejak Indonesia merdeka, Presiden Prabowo memberi hadiah istimewa sebagai wujud partisipasi merayakan Hari Republik India. Ia membawa serta kontingen Patriot Indonesia sejumlah 342 orang, terdiri atas 189 taruna Akmil dam 152 prajurit TNI.
Pasukan drum band dari Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) taruna Akmil ditempatkan pada barisan terdepan saat defile, yang merupakan sebuah kehormartan dan tanda terima kasih dari Republik India kepada Indonesa.
Kemitraan strategis
Indonesia dan India, sebagai negara besar di dunia, baik dari segi populasi dan kekuatan ekonomi, sepakat meningkatkan kerja sama yang lebih strategis dan jangka panjang.
Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Narendra Modi meyakini, kerja sama ini bisa menguntungkan kedua negara dan kawasan, serta menciptakan tatanan dunia yang lebih baik.
Bagi Indonesia, India adalah sahabat lama. Dalam catatan historis, adalah India sebagai negara pertama yang memberi dukungan pada perjuangan kemerdekaan Indonesia.
India bahkan memberi dukungan keuangan dan obat-obatan di masa perjuangan kemerdekaan. Hubungan pribadi antara Nehru (PM India pertama) dengan Presiden Sukarno (termasuk PM Sutan Sjahrir), sangatlah erat.
India bersama Indonesia secara bersama-sama aktif memelopori gerakan nonblok melelaui Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955.
Sampai saat ini India konsisten menyuarakan isu nonblok dengan membangun Kerja Sama Selatan-Selatan. Perkembangan mutakhir, India membantu Indonesia masuk dalam keanggotaan BRICS, yang dapat memberi manfaat untuk kepentingan regional dan global.
Sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo sendiri, kunjungan ini menandai perjalanan baru akselerasi kerja sama Indonesia dan India.
Indonesia akan bekerja sama dengan India dalam sejumlah sektor, seperti perdagangan, kesehatan, energi, pariwisata, pertahanan, hingga kecerdasan buatan (AI).
Presiden Prabowo juga mengundang pelaku industri di India untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia. Prabowo kembali menegaskan, soal arti penti kerja sama ekonomi.
Oleh karena itu Prabowo memberi arahan pada para menteri, untuk mengakselerasi peningkatan level kerja sama serta memotong jalur birokrasi dan regulasi yang justru membebani.
Sementara PM Modi menjelaskan, sejak kunjungan terakhirnya ke Indonesia tahun 2018, hubungan antara Indonesia dan India telah ditingkatkan menjadi relasi kerja sama strategis.
Sebagaimana telah disepakati dengan Presiden Prabowo, salah satu kerja sama strategis signifikan adalah di bidang pertahanan.
“Kami sepakat kerja sama dalam bidang manufaktur dan rantai pasok pertahanan,” demikian Modi.
Kesepakatan penting lain adalah soal rencana Indonesia akan belajar dari India dalam program makan bergizi gratis di India.
Program yang sangat relevan bagi Indonesia hari ini, sebagai bagian dari ambisi Presiden Prabowo mencetak generasi baru yang unggul dan berkualitas pada tingkat global.
Program makan siang gratis (seperti ini nama program di India) di negara itu, sudah dilaksanakan sejak tahun 1995.
Stabilitas Indo-Pasifik
PM Modi menyatakan, kedua negara memiliki fokus kerja sama dalam bidang keamanan maritim, keamanan siber, kontraterorisme, dan deradikalisasi.
India dan Indonesia memiliki kepentingan besar yang sama, yakni memastikan stabilitas dan keamanan Indo-Pasifik di tengah persaingan Amerika Seikat dengan China.
Sebab itu, India dan Indonesia harus mampu mengelola hubungan dengan kekuatan-kekuatan global utama tersebut
Prabowo yang berlatar belakang militer, mungkin saja lebih tertarik pada isu pertahanan – keamanan dan geopolitik di kawasan.
Dengan rekam jejaknya yang panjang dalam atmosfer internasional, bahkan sejak masih belia, diperkirakan Prabowo akan lebih aktif menyuarakan kepentingan Indonesia di konferensi internasional dan forum multilateral.
Setiap pemimpin tentu memiliki idealisme, kebijakan, dan pendekatan berbeda dalam melaksanakan hubungan luar negeri. Satu hal yang pasti, para pemimpin ingin melihat kehidupan rakyatnya lebih baik dan citra negaranya dihormati dalam pergaulan politik dunia.
Indonesia beruntung karena kebijakan politik luar negeri bebas aktif, dan tidak terafiliasi dengan kekuatan besar mana pun.
Mandat konstitusi juga jelas, bahwa Indonesia harus aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Indonesia memiliki ruang yang memadai dan argumentasi kuat untuk memainkan peran dalam upaya penyelesaian konflik. Upaya ini tidak hanya terbatas pada mediasi, tetapi juga peace building.
Indo-Pasifik merupakan kawasan geografis penting dan strategis dalam peta geopolitik ataupun geostrategi.
Lebih dari setengah penduduk dunia bermukim di Indo-Pasifik, dan lagi pertumbuhan ekonomi negara-negara Indo-Pasifik menjadi tolok ukur perekonomian dunia.
Dinamika geomaritim dan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik membutuhkan pengelolaan kekuatan maritim yang tepat.
Selain merupakan jantung perekonomian dunia, kawasan Indo-Pasifik juga menyimpan sejumlah permasalahan dan konflik, yang memerlukan penanganan serta penyelesaian secara komprehensif.
Perkembangan geomaritim dan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik sejatinya memerlukan pengelolaan sea power (kekuatan maritim), mengingat kawasan ini merupakan jantung perekonomian dunia.
Sebagai palagan utama persaingan dua kekuatan dunia, kawasan Indo-Pasifik rawan konflik. Kondisi ini harus dikelola agar Indo-Pasifik stabil dan damai.
Kawasan Indo-Pasifik mendapat perhatian besar di tengah kebangkitan China, sebagai kekuatan adidaya yang mampu mengimbangi Amerika Serikat (AS).
Kawasan ini juga kian penting, mengingat episentrum pertumbuhan dunia sekarang berada di Asia-Pasifik.
Rentan konflik
Kombinasi dua fenomena ini – kebangkitan China dan episentrum pertumbuhan global di Asia-Pasifik – menyebabkan Indo-Pasifik menjadi “medan pertarungan” kekuatan besar dunia atau great power, yakni China dan AS.
Dampak persaingan AS dengan China membuat Indo-Pasifik yang membentang dari Pasifik Barat hingga sisi timur Samudera Hindia rentan konflik. Ada isu Laut China Selatan (LCS), yang sebagian besar wilayahnya diklaim milik China.
Ada isu Taiwan, yang berpotensi jadi konflik bersenjata. Belum lagi isu keamanan pelayaran, akibat kehadiran perompak, penyelundup, dan praktik perdagangan orang di Selat Malaka.
India dan Indonesia sama-sama merupakan negara maritim, yang berkepentingan dengan keamanan pelayaran.
Tidak mengherankan, kedua negara telah mengadopsi “Visi Bersama India-Indonesia tentang Kerja-Sama Maritim di Indo-Pasifik” sejak tahun 2018.
Sebagai dua negara tetangga maritim sekaligus mitra strategis, India dan Indonesia harus bekerja guna memperdalam serta memperluas kerja sama pertahanan.
Muhibah Prabowo ke India, juga sesuai dengan prinsip Indonesia yang mengusung politik luar negeri (polugri) bebas aktif.
Dalam pelaksanaan dan diplomasi dan polugri, Kemenlu berpedoman pada UU Hubungan Luar Negeri (Hublu) Pasal 3 yang berbunyi: Politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional.
Sehingga perjalanan Prabowo menemui pemimpin negara sahabat dan terlibat dalam sejumlah konferensi internasional sesuai dengan prinsip bebas aktif tersebut.
Bebas-aktif sudah menjadi prinsip polugri RI sejak lama. Bebas mengacu pada keleluasaan memilih langkah diplomasi sesuai kepentingan nasional tanpa tekanan dari pihak asing. Aktif merujuk kontribusi Indonesia dalam upaya perdamaian dunia.
Prabowo memastikan, sebagai negara nonblok, Indonesia tidak akan berpihak kepada poros tertentu.
Menurut Prabowo, Indonesia akan lebih mengedepankan sikap saling menghormati eksistensi, martabat dan kedaulatan setiap negara, mengingat tidak ada satu narasi tunggal untuk semua hal.
Selaras dengan gagasan Prabowo sejak masih menjadi Menhan, baik di kawasan maupun global, Indonesia akan lebih memosisikan diri sebagai “tetangga yang baik” (good neighbour policy).
Di kawasan, kebijakan ini mengakar pada nilai-nilai Asia yang lebih menitikberatkan pada sisi harmoni daripada keakuan, lebih pada rasa ketimbang semata-mata rasio.
Gagasan Prabowo berbasis pada tradisi di negeri ini, bahwa tetangga merupakan pihak yang dekat, yang akan menolong ketika sedang menghadapi kesulitan.
Tetangga yang akan segera datang menolong, bukan saudara kandung yang tinggal berjauhan. Good neighbour policy diyakini bisa diterapkan dalam kehidupan bernegara.
Sikap saling menghormati dan menghargai, menjadi opsi untuk penyelesaian sengketa wilayah yang berpotensi terjadi.
*) Penulis adalah Dosen UCIC, Cirebon.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memperkuat kemitraan strategis dengan India