Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada 381 balita stunting usia 12-23 bulan, 9-11 bulan, dan 6-8 bulan.

"Pemberian makanan tambahan bagi balita stunting merupakan bantuan dari orang tua asuh, yakni para pegawai di lingkup Pemkot Ambon," kata Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena di Ambon, Senin.

Ia mengatakan bantuan tersebut dikelola TP-PKK Kota Ambon melalui Dapur Sehat Atasi Stunting, dengan membagikan makanan kepada penderita stunting di daerah setempat.

Makanan tambahan diberikan kepada 381 balita stunting tersebar di Kecamatan Nusaniwe 71 anak, Sirimau (154), Leitimur Selatan (23), Baguala (44), dan Teluk Ambon (89).

"Kegiatan ini dilakukan karena tanggung jawab mendukung pemerintah pusat dalam upaya untuk menangani balita stunting di Indonesia, di mana di tahun 2023 lalu angka stunting ada pada 21,1 persen, target kita di tahun 2024 prevalensi angka stunting harus turun 14 persen," katanya.

Ia menjelaskan kerja sama berbagai pemangku kepentingan dengan Pemkot Ambon dalam program itu untuk menangani kasus stunting secara baik di daerah setempat, baik melalui intervensi spesifik maupun intervensi sensitif.

"Kita berharap bahwa dalam koordinasi bersama dengan elemen masyarakat, termasuk TP-PKK, dapat mengatasi stunting. Dalam rangka itu, seluruh OPD terkait menyusun program yang mendukung persiapan anggaran yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif," ujarnya.

Ia menyebut banyak faktor membuat anak-anak masuk dalam kategori stunting, antara lain makanan, pola makan, sanitasi, dan lingkungan.

Ia menjelaskan para pejabat di lingkup pemkot setempat menjadi orang tua asuh anak stunting. Mereka mewujudkan kepedulian dan partisipasi aktif untuk mengatasi stunting di Kota Ambon.

"Kita mengumpulkan sejumlah dana untuk melakukan intervensi, telah dilakukan pembagian paket kebutuhan untuk penderita stunting berupa beras, telur, susu, kacang hijau, bertujuan untuk memberikan makanan tambahan kepada penderita stunting mendapatkan gisi untuk mereka bisa bertumbuh dengan baik , " katanya.

Tahap kedua, katanya, melalui Dapur Sehat Atasi Stunting, TP-PKK memasak makanan yang bergizi kemudian diberikan kepada penderita stunting.

Makanan tersebut, katanya, telah diperiksa oleh ahli gizi sebelum diberikan kepada anak stunting.

"Jadi tidak sembarang memberikan makanan kepada anak-anak, karena ada ukuran dan takaran yang harus dicukupkan, kemudian dikonsumsi oleh anak-anak stunting," katanya.

Ia mengharapkan langkah pemkot bersama OPD terkait dan TP-PKK mampu menurunkan prevalensi stunting di Kota Ambon menjadi 14 persen.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024