Ambon (Antara Maluku) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Maluku mengakui lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang secara khusus bergerak dalam bidang pendidikan cukup berperan aktif dalam membantu menekan angka buta aksara.
"Tingkat buta aksara penduduk Maluku sampai tahun ini sudah sangat kecil dan terus mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Maluku Semmy Risambessy di Ambon, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa berbagai program yang dilaksanakan pemerintah bersama LSM terus dilakukan guna mengantisipasi tingkat kenaikan buta aksara bagi masyarakat.
Tingkat pemberantasan buta aksara di Provinsi Maluku masuk dalam tiga urutan besar nasional, yakni Manado (Sulawesi Utara), DKI Jakarta dan Provinsi Maluku yang telah berhasil menuntaskan persoalan tersebut.
"Upaya pemberantasan melek huruf bagi masyarakat berhasil dilakukan di Maluku hingga mencapai angka 90 persen lebih dan diperkirakan tersisa satu persen penduduk yang masih dalam tahap penyelesaian," katanya.
Disdikpora tetap menjalankan berbagai program guna menyelesaikan masalah buta aksara di Maluku, termasuk mendata para pendatang dari luar daerah yang masuk ke sini sehingga dapat mengetahui berapa besar dari mereka yang masih tergolong buta aksara.
Peranan LSM maupun berbagai lembaga yang ikut bergerak dalam bidang pendidikan juga diharapkan ikut aktif dalam mendata setiap warga yang datang ke Maluku sehingga penduduk yang tergolong buta aksara semakin berkurang.
Sedangkan menyangkut masalah peningkatan mutu tenaga pendidik, Disdikpora selalu menggelar berbagai pelatihan melalui uji kelayakan guru bertaraf nasional.
"Mutu dan kualitas guru di daerah ini khususnya untuk program peningkatan belajar mengajar tak perlu diragukan dan hanya memberikan pelatihan teknologi komputer agar para guru juga mengetahuinya," jelas Semmy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Tingkat buta aksara penduduk Maluku sampai tahun ini sudah sangat kecil dan terus mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Maluku Semmy Risambessy di Ambon, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa berbagai program yang dilaksanakan pemerintah bersama LSM terus dilakukan guna mengantisipasi tingkat kenaikan buta aksara bagi masyarakat.
Tingkat pemberantasan buta aksara di Provinsi Maluku masuk dalam tiga urutan besar nasional, yakni Manado (Sulawesi Utara), DKI Jakarta dan Provinsi Maluku yang telah berhasil menuntaskan persoalan tersebut.
"Upaya pemberantasan melek huruf bagi masyarakat berhasil dilakukan di Maluku hingga mencapai angka 90 persen lebih dan diperkirakan tersisa satu persen penduduk yang masih dalam tahap penyelesaian," katanya.
Disdikpora tetap menjalankan berbagai program guna menyelesaikan masalah buta aksara di Maluku, termasuk mendata para pendatang dari luar daerah yang masuk ke sini sehingga dapat mengetahui berapa besar dari mereka yang masih tergolong buta aksara.
Peranan LSM maupun berbagai lembaga yang ikut bergerak dalam bidang pendidikan juga diharapkan ikut aktif dalam mendata setiap warga yang datang ke Maluku sehingga penduduk yang tergolong buta aksara semakin berkurang.
Sedangkan menyangkut masalah peningkatan mutu tenaga pendidik, Disdikpora selalu menggelar berbagai pelatihan melalui uji kelayakan guru bertaraf nasional.
"Mutu dan kualitas guru di daerah ini khususnya untuk program peningkatan belajar mengajar tak perlu diragukan dan hanya memberikan pelatihan teknologi komputer agar para guru juga mengetahuinya," jelas Semmy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013