Ambon, (Antara Maluku) - Sedikitnya dua warga di kawasan Air Besar, desa Batu Merah, Kota Ambon, Selasa, meninggal tertimbun longsor, kata Skeretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Maluku, Kifly Wakanno.
"BPBD Maluku telah memberikan bantuan uang duka untk pemakaman dua warga tersebut," katanya, di Ambon, Selasa.
Bencana longsor akibat hujan mengguyur Kota Ambon sejak Senin (29/7) malam itu juga dilaporkan mengakibatkan delapan warga yang menginap di rumah kos milik keluarga Romroma tertindis.
Tiga diantaranya ditemukan selamat dan telah dievakuasi ke rumah sakit.
Lima lainnya masih dicari warga setempat yang kesulitan karena tertimbun material tanah dan pohon-pohon.
Di kelurahan Batu Gajah sebanyak dua orang dari keluarga Kapitan diselamatkan dan dievakuasi ke rumah sakit, sedangkan masih dicari dua lainnya.
Hujan yang juga mengakibatkan banjir itu dilaporkan mengakibatkan staf Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, Rudy Latupeirissa meninggal.
Banjir juga merendam rumah warga antara lain di desa Passo, kelurahan Lateri, desa Negeri Lama, desa Galala, desa Hatiwe Kecil, desa Batu Merah, Skip, Kadewatan, Pulugangsa, Batu Gajah, Wainitu dan Waihaong.
Longsor dan banjir mengakibatkan sejumlah ruas jalan seperti di Galala, Batu Merah dan Pohon Puleh tertutup.
Aktivitas pendidikan juga terlihat sepi karena guru maupun siswa kesulitan ke sekolah sehubungan transportasi umum terbatas beroperasi.
Banjir dan longsor juga mengakibatkan hewan piaran para warga juga hanyut. Bencana alam ini juga mengakibatkan sejumlah jembatan roboh dan talud patah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Dinas Sosial Kota Ambon belum menyalurkan bantuan tanggap darurat. Korban banjir maupun tanah longsor akibat hujan di Maluku pada 2012 yakni Kota Ambon tercatat 33 warga meninggal dan enam luka berat, Seram Bagian Barat (SBB) enam orang meninggal, Buru Selatan empat meninggal, Seram Bagian Timur(SBT) dua meninggal dan satu lainnya di Maluku Tengah.
Begitu pun infrastruktur, fasilitas umum maupun sosial serta rumah warga yang rusak ringan sehingga total dengan kebutuhan anggaran mencapai ratusan miliar rupiah untuk penanganan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"BPBD Maluku telah memberikan bantuan uang duka untk pemakaman dua warga tersebut," katanya, di Ambon, Selasa.
Bencana longsor akibat hujan mengguyur Kota Ambon sejak Senin (29/7) malam itu juga dilaporkan mengakibatkan delapan warga yang menginap di rumah kos milik keluarga Romroma tertindis.
Tiga diantaranya ditemukan selamat dan telah dievakuasi ke rumah sakit.
Lima lainnya masih dicari warga setempat yang kesulitan karena tertimbun material tanah dan pohon-pohon.
Di kelurahan Batu Gajah sebanyak dua orang dari keluarga Kapitan diselamatkan dan dievakuasi ke rumah sakit, sedangkan masih dicari dua lainnya.
Hujan yang juga mengakibatkan banjir itu dilaporkan mengakibatkan staf Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, Rudy Latupeirissa meninggal.
Banjir juga merendam rumah warga antara lain di desa Passo, kelurahan Lateri, desa Negeri Lama, desa Galala, desa Hatiwe Kecil, desa Batu Merah, Skip, Kadewatan, Pulugangsa, Batu Gajah, Wainitu dan Waihaong.
Longsor dan banjir mengakibatkan sejumlah ruas jalan seperti di Galala, Batu Merah dan Pohon Puleh tertutup.
Aktivitas pendidikan juga terlihat sepi karena guru maupun siswa kesulitan ke sekolah sehubungan transportasi umum terbatas beroperasi.
Banjir dan longsor juga mengakibatkan hewan piaran para warga juga hanyut. Bencana alam ini juga mengakibatkan sejumlah jembatan roboh dan talud patah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Dinas Sosial Kota Ambon belum menyalurkan bantuan tanggap darurat. Korban banjir maupun tanah longsor akibat hujan di Maluku pada 2012 yakni Kota Ambon tercatat 33 warga meninggal dan enam luka berat, Seram Bagian Barat (SBB) enam orang meninggal, Buru Selatan empat meninggal, Seram Bagian Timur(SBT) dua meninggal dan satu lainnya di Maluku Tengah.
Begitu pun infrastruktur, fasilitas umum maupun sosial serta rumah warga yang rusak ringan sehingga total dengan kebutuhan anggaran mencapai ratusan miliar rupiah untuk penanganan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013