Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut program regenerasi petani harus secara inklusif dan kolaboratif atau sinergi guna mempercepat regenerasi.
Dengan makin tuanya usia petani saat ini, kata Moeldoko, ada kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda untuk mau bertani.
"Dengan makin tuanya demografi petani saat ini, terdapat kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda agar tertarik masuk sektor agraris sebagai pilihan karier," kata Moeldoko dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Untuk diketahui, Kantor Staf Presiden telah menginisiasi program regenerasi petani untuk mencetak petani-petani muda yang adaptif dengan berbagai metode pertanian seperti permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna, hingga pertanian pintar yang memanfaatkan teknologi internet of things (IoT).
Program regenerasi petani yang diinisiasi KSP akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan lintas kementerian dan lembaga, organisasi kepemudaan pramuka, perusahaan-perusahaan BUMN, Organisasi Pangan Dunia (FAO), serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) guna menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan petani muda yang terampil dan berwawasan luas.
Baca juga: Moeldoko: Arus mudik dan balik Lebaran 2024 berjalan lancar
Moeldoko menekankan bahwa program ini harus memiliki dampak langsung dalam meningkatkan jumlah petani muda yang berkompeten dan inovatif sehingga dapat berkontribusi pada revitalisasi sektor pertanian Indonesia.
Kemunculan perusahaan-perusahaan baru yang dikelola petani muda, menurut dia, dapat menjadi katalis bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
"Menjadikan sektor pertanian sebagai ladang keuntungan yang menarik dan memiliki potensi pengembangan yang signifikan adalah esensial, terutama dengan penerapan teknologi terkini," kata Moeldoko.
Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini lebih dari 70 persen petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, sedangkan petani muda atau Gen Z hanya 2,14 persen.
Baca juga: Moeldoko usul RI jadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasifik
Situasi ini menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.
Moeldoko pada hari Rabu (8/5) memimpin rapat yang membahas program regenerasi petani. Rapat itu dihadiri Deputi Bidang Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Dida Gardera.
Dida Gardera menyatakan bahwa Kemenko Perekonomian mendukung penuh program regenerasi petani yang diinisiasi KSP.
"Kami berencana mengembangkan platform kolaboratif yang akan menyatukan berbagai program dari pemangku kepentingan untuk sinergi yang lebih efektif," ujar Dida.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Moeldoko: Program regenerasi petani harus inklusif dan sinergi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Dengan makin tuanya usia petani saat ini, kata Moeldoko, ada kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda untuk mau bertani.
"Dengan makin tuanya demografi petani saat ini, terdapat kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda agar tertarik masuk sektor agraris sebagai pilihan karier," kata Moeldoko dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Untuk diketahui, Kantor Staf Presiden telah menginisiasi program regenerasi petani untuk mencetak petani-petani muda yang adaptif dengan berbagai metode pertanian seperti permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna, hingga pertanian pintar yang memanfaatkan teknologi internet of things (IoT).
Program regenerasi petani yang diinisiasi KSP akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan lintas kementerian dan lembaga, organisasi kepemudaan pramuka, perusahaan-perusahaan BUMN, Organisasi Pangan Dunia (FAO), serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) guna menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan petani muda yang terampil dan berwawasan luas.
Baca juga: Moeldoko: Arus mudik dan balik Lebaran 2024 berjalan lancar
Moeldoko menekankan bahwa program ini harus memiliki dampak langsung dalam meningkatkan jumlah petani muda yang berkompeten dan inovatif sehingga dapat berkontribusi pada revitalisasi sektor pertanian Indonesia.
Kemunculan perusahaan-perusahaan baru yang dikelola petani muda, menurut dia, dapat menjadi katalis bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
"Menjadikan sektor pertanian sebagai ladang keuntungan yang menarik dan memiliki potensi pengembangan yang signifikan adalah esensial, terutama dengan penerapan teknologi terkini," kata Moeldoko.
Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini lebih dari 70 persen petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, sedangkan petani muda atau Gen Z hanya 2,14 persen.
Baca juga: Moeldoko usul RI jadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasifik
Situasi ini menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.
Moeldoko pada hari Rabu (8/5) memimpin rapat yang membahas program regenerasi petani. Rapat itu dihadiri Deputi Bidang Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Dida Gardera.
Dida Gardera menyatakan bahwa Kemenko Perekonomian mendukung penuh program regenerasi petani yang diinisiasi KSP.
"Kami berencana mengembangkan platform kolaboratif yang akan menyatukan berbagai program dari pemangku kepentingan untuk sinergi yang lebih efektif," ujar Dida.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Moeldoko: Program regenerasi petani harus inklusif dan sinergi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024