Deputi I Kantor Staf Kepresidenan RI Febry Calvin Tetelepta menilai kawasan Waisarisa di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku strategis dijadikan lokasi pembangunan pusat industri Lumbung Ikan Nasional karena didukung sejumlah faktor ekonomis.

"Kalau tanya saya, Waisarisa menjadi lokasi yang tepat untuk dijadikan kawasan LIN karena pelabuhannya bagus dan mendukung," kata Febry di Ambon, Senin.

Kemudian di daerah itu terdapat sungai  besar seperti Sungai Sapalewa atau Sungai Kawanua (Pulau Seram) Kabupaten Maluku Tengah yang diperjuangkan untuk dimanfaatkan PLN menjadi sumber energi listrik dan menjadi pendukung utama bila industri sudah ada di sana.

Menurut dia, KSP sudah mendorong Bappenas  yang disebut dengan super HAP di pusat perikanan dan untuk setiap daerah juga dibangun sehingga bisa dipastikan orang juga bisa mengekspor ikan dari Kota Tual, Saumlaki di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, atau daerah lain di Maluku.

"Kita punya tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di Maluku dan menyumbang 4 juta ton ikan atau 37 persen perikanan Nasional dari daerah ini," ucapnya.

Tiga WPP ini berdasarkan Permen-KP Nomor 18 Tahun 2004 yang terdiri dari WPP-714 Laut Banda, WPP-715 Laut Seram, serta WPP 718 di Laut Arafuru.

Dalam setahun tangkapan berkisar antara 500.000 ton hingga 600.000 ton ikan tetapi kapasitas pendingin  hanya 18.000 sehingga pada musim-musim tertentu banyak ikan yang membusuk karena keterbatasan sarana.

Dia mencontohkan di Pulau Buru bila terjadi musim panen ikan dalam jumlah besar tidak semuanya diekspor karena keterbatasan pendingin dan infrastruktur jalan.
 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024