Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menargetkan, pada 2024 angka prevalensi stunting di daerah tersebut berada pada angka 18 persen.

Prevalensi stunting balita di Kota Ambon tahun 2203 mengalami penurunan 0,4 persen menjadi 20,7 persen dari sebelumnya 21,1 persen, diharapkan tahun 2024 dapat turun di angka 18 persen, kata Penjabat Wali Kota Ambon, Dominggus Kaya.

"Secara jumlah masih ada 353 anak stunting per April 2024 target di akhir masa jabatan jumlah anak penderita stunting di bawah 200 anak dengan prevalensi 18 persen, " katanya di Ambon, Kamis.

Ia mengatakan, lembaga survei kesehatan Indonesia secara nasional mengeluarkan data stunting Kota Ambon selama tiga tahun penanganan sejak penetapan lokus nasional.

Menurut dia, pada 2021 prevalensi stunting di daerah tersebut tercatat 21,8 persen dan turun di tahun 2022 menjadi 21,1 persen serta pada 2023 turun lagi menjadi 20,7 persen.

"Kepemimpinan saya selalu Penjabat Wali Kota Ambon masih tergolong baru, tetapi saya mempunyai komitmen yang sangat kuat untuk menurunkan angka stunting, " katanya.

Ia menyatakan, upaya menurunkan angka penderita stunting dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi yang baik antar organisasi perangkat daerah (OPD), mitra kerja dan berbagai elemen masyarakat dalam mendukung setiap program.

Wujud kepedulian ASN Pemkot Ambon dalam upaya penurunan stunting melalui bantuan orang tua asuh, yang tertuang dalam SK Wali Kota Ambon Nomor 735 Tahun 2022, dengan besaran bantuan ASN sesuai eselon.

Untuk nilai bantuan, ia menjelaskan eselon II sebesar Rp150 ribu per bulan, eselon III Rp100 ribu per bulan dan eselon III Rp50 ribu per bulan.

"Dari bantuan tersebut disalurkan paket bantuan makanan berupa susu, telur,kacang hijau, beras, dan makanan tambahan kepada balita stunting, " ujarnya.

Selain pada ASN ke depan, pihaknya juga akan menggerakkan para pelaku usaha untuk mendukung upaya penanggulangan stunting dan masalah gizi anak di Kota Ambon.

 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024