Pemerintah Kota Ambon Maluku melakukan intervensi pencegahan stunting di 313 Posyandu dengan sasaran balita, ibu hamil, dan calon pengantin.
Penjabat Wali Kota Ambon Dominggus Kaya di Ambon Senin mengatakan, sebanyak 313 Posyandu di kota Ambon dilakukan diintervensi secara serentak.
Hal itu untuk pencegahan stunting tahun 2024, sesuai arahan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat Rakernas Bangga Kencana pada 25 April 2024.
"Kita menindaklanjuti arahan wapres dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program, yakni terkait pencapaian pembelajaran maupun rekomendasi, guna menurunkan prevalensi angka stunting di Ambon, " katanya saat pencanangan intervensi di Posyandu Sumber kasih Desa Hunuth, kota Ambon.
Ia menjelaskan, prevalensi stunting di Kota Ambon tahun 2023 menurun 0,4 persen menjadi 20,7 persen dari sebelumnya 21,1 persen.
Pada 2021 prevalensi stunting di Ambon tercatat 21,8 persen dan turun di tahun 2022 menjadi 21,1 persen, serta pada 2023 turun lagi menjadi 20,7 persen.
"Kita berharap di 2024 bisa turun di bawah angka 20 persen, karena masih ada 353 anak stunting yang harus diselesaikan," katanya.
Pihaknya juga meminta sinergisitas semua kader dan semua tim satgas di tingkat kecamatan hingga kelurahan, desa/negeri bersama aparat TN/Polri.
"Bangun sinergisitas kerja dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas, dari rumah ke rumah melakukan pencegahan stunting. Hal ini bisa kita lakukan bila tepat pada kelompok yang menjadi sasaran stunting yakni ibu hamil, anak balita, dan calon pengantin ," ujarnya.
Pj Ketua TP PKK Kota Ambon, Dessy Kaya berharap pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting di Posyandu ini tepat sasaran.
"Saya sangat mengharapkan peran serta semua elemen di Kelurahan, desa/negeri, baik kader PKK, kader KB, kadar pemberdayaan manusia, tenaga kesehatan, kadar Posyandu, dan semua pemangku kepentingan untuk memastikan 100 persen kehadiran sasaran datang ke Posyandu," katanya.
Posyandu, katanya, merupakan gerbang pertama bagi pemerintah dalam melakukan intervensi terhadap stunting.
Intervensi yang dilakukan di posyandu meliputi penimbangan dan pengukuran bayi dan balita.
"Ini menandakan keseriusan pemerintah untuk melakukan berbagai pencegahan stunting lewat kebijakan inovatif sebagai gerakan bersama melibatkan semua Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah desa untuk mencegah pertambahan angka stunting" kata Dessy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Penjabat Wali Kota Ambon Dominggus Kaya di Ambon Senin mengatakan, sebanyak 313 Posyandu di kota Ambon dilakukan diintervensi secara serentak.
Hal itu untuk pencegahan stunting tahun 2024, sesuai arahan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat Rakernas Bangga Kencana pada 25 April 2024.
"Kita menindaklanjuti arahan wapres dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program, yakni terkait pencapaian pembelajaran maupun rekomendasi, guna menurunkan prevalensi angka stunting di Ambon, " katanya saat pencanangan intervensi di Posyandu Sumber kasih Desa Hunuth, kota Ambon.
Ia menjelaskan, prevalensi stunting di Kota Ambon tahun 2023 menurun 0,4 persen menjadi 20,7 persen dari sebelumnya 21,1 persen.
Pada 2021 prevalensi stunting di Ambon tercatat 21,8 persen dan turun di tahun 2022 menjadi 21,1 persen, serta pada 2023 turun lagi menjadi 20,7 persen.
"Kita berharap di 2024 bisa turun di bawah angka 20 persen, karena masih ada 353 anak stunting yang harus diselesaikan," katanya.
Pihaknya juga meminta sinergisitas semua kader dan semua tim satgas di tingkat kecamatan hingga kelurahan, desa/negeri bersama aparat TN/Polri.
"Bangun sinergisitas kerja dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas, dari rumah ke rumah melakukan pencegahan stunting. Hal ini bisa kita lakukan bila tepat pada kelompok yang menjadi sasaran stunting yakni ibu hamil, anak balita, dan calon pengantin ," ujarnya.
Pj Ketua TP PKK Kota Ambon, Dessy Kaya berharap pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting di Posyandu ini tepat sasaran.
"Saya sangat mengharapkan peran serta semua elemen di Kelurahan, desa/negeri, baik kader PKK, kader KB, kadar pemberdayaan manusia, tenaga kesehatan, kadar Posyandu, dan semua pemangku kepentingan untuk memastikan 100 persen kehadiran sasaran datang ke Posyandu," katanya.
Posyandu, katanya, merupakan gerbang pertama bagi pemerintah dalam melakukan intervensi terhadap stunting.
Intervensi yang dilakukan di posyandu meliputi penimbangan dan pengukuran bayi dan balita.
"Ini menandakan keseriusan pemerintah untuk melakukan berbagai pencegahan stunting lewat kebijakan inovatif sebagai gerakan bersama melibatkan semua Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah desa untuk mencegah pertambahan angka stunting" kata Dessy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024