Ambon (Antara Maluku) - Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) tenyata belum merampungkan pembangunan sebagian besar dari program Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation(KPU/USO) di Maluku.

Data yang dihimpun dari berbagai pihak Selasa menunjukkan, beberapa program yang belum dirampungkan pembangunan maupun dioperasikan yakni WIFI yang dikerjakan PT Telkom Indonesia.

Program WIFI yang direncanakn ditempatkan di 36 lokasi pada sembilan Kabupaten dan dua Kota. Sayangnya Kota Ambon yang kebagian enam WIFI hingga saat ini sebagian besar belum difungsikan.

Dicontohkan kantor Gubernur Maluku yang saat dicoba WIFI - nya ternyata tidak berfungsi normal untuk seluruh ruangan gedung berlantai tujuh itu.

Karo Umum dan Humas Setda Maluku, Semmy Huwae mengakui WIFI itu dipasang menjelang penyelenggaraan MTQ XXIV tingkat nasional di Ambon 8 - 15 Juni 2012.

"WIFI di kantor Gubernur dipasang menjelang MTQ tingkat Nasional. Namun ternyata belum beroperasi," ujarnya.

WIFI ini, lanjutnya, sebenarnya beberapa waktu lalu dibenahi oleh pihak ke tiga dengan pengawasan Dinas Komunikasi dan Informatika Maluku. Sedangkan di Masjid Raya Alfatah Ambon dan Islamic Centre ternyata belum dipasang peralatannya.

Program lainnya yang juga belum rampung pembangunannya maupun belum dioperasionalkanadalah desa berdering 710 desa dengan anggaran Rp41,14 miliar, desa punya internet (Pinter) 140 desa biayanya Rp15,5 juta dikerjakan PT Radnet dan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di 89 desa ditangani PT Aplikanusa Lintasarta.

Sementara, Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M - PLIK) 32 unit ditangani PT Radnet yang anggarannya Rp30,8 miliar serta Nusantara Internet Exchange(NIX) dikerjakan PT Telkom Indonesia.

Pelaksana harian (Plh) Kadis Komunikasi dan Informatika Maluku, Tommy Pattipeilohy belum bisa dikonfirmasi.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013