Bank Indonesia mencatat peredaran uang kartal di Maluku pada triwulan I 2024 mengalami net inflow atau lebih banyak uang yang masuk dibandingkan yang telah dikeluarkan BI.

"Berdasarkan kegiatan perkasan pembayaran tunai BI Maluku pada triwulan I 2024 menunjukkan terjadinya net inflow sebesar Rp949,7 miliar," kata Kepala BI perwakilan Maluku Rawindra Ardiansyah di Ambon, Selasa.

Menurut dia terjadinya net inflow menandakan lebih banyak uang tunai yang kembali ke Maluku dibandingkan dengan uang yang keluar (outflow).

Dibandingkan dengan periode yang sama pada triwulan I 2023 pola yang sama terjadi dengan net inflow Rp1,21 triliun.

Selain penyediaan layanan kas dalam kantor, BI Maluku juga menyediakan layanan kas di luar kantor, salah satunya melalui kas keliling.

Layanan kas keliling merupakan upaya untuk menyediakan uang layak edar dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan tepat kualitas dengan menarik Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dan mengedarkan Uang Layak Edar (ULE) kepada masyarakat hingga kepulauan terluar di Provinsi Maluku.

Baca juga: BI: Peredaran Uang Rupiah Baru Terbatas

"Dalam menerapkan clean money policy, kegiatan kas keliling bertujuan memberikan pelayanan ke seluruh masyarakat untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kualitas atau kondisi layak edar," kata dia.

Selama triwulan I 2024, BI Maluku melakukan kas keliling dalam kota sebanyak 5 kali, antara lain di regional kegiatan Moluccas Digifest hingga berbagai pusat keramaian seperti di Liang, Waiheru, dan Tulehu.

Selain kas keliling dalam kota, BI Maluku juga melaksanakan 1 kali kegiatan kas keliling luar kota, yang melayani beberapa daerah di Pulau Seram dengan rute Gemba, Masohi, Wahai, Kobisonta, dan Bula.

"Kegiatan kas keliling triwulan I 2024 dilaksanakan secara intensif hingga pada Kapal Pelni pada akhir Maret 2024 dalam rangka mempersiapkan HBKN Idul Fitri 2024," kata dia.

Sementara perkembangan Sistem Pembayaran nontunai di Maluku secara agregat terus mengalami pertumbuhan. Seiring perkembangan teknologi dan perluasan digitalisasi, terdapat pola pergeseran metode transaksi dengan penurunan transaksi RTGS dan Kliring SKNBI yang bergeser ke Sistem Pembayaran dengan teknologi terkini seperti QRIS, BI-Fast, Alat Pembayaran Menggunakan kartu (APMK), dan Uang Elektronik.

BI mencatat jumlah merchant QRIS Provinsi Maluku yang terus meningkat meski mengalami perlambatan. Jumlah merchant di Provinsi Maluku mencapai 72.089 merchant, dengan 61,7 persen dari merchant berada di Kota Ambon.

Sedangkan penambahan pengguna baru QRIS di Maluku pada triwulan I 2024 mencapai 6.255 pengguna atau meningkat 2.96 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.


Baca juga: BI Malut edukasi peredaran uang rupiah

Pewarta: Winda Herman

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024