Ternate, 1/2 (Antara Maluku) - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) menyatakan jumlah uang rupiah baru tahun emisi 2016 yang diedarkan masih terbatas.
"Apalagi sekarang masih tahap pengenalan atau sosialisasi, sehingga uang baru yang beredar di masyarakat masih sedikit," kata Kepala Unit Keuangan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, Julian Nazarudin di Ternate, Rabu.
Dia menjelaskan, uang rupiah baru tahun emisi 2016 tidak langsung diedarkan dalam jumlah besar, karena uang yang lama masih banyak, sekitar 75 persen.
"Jadi uang baru yang dicetak sekitar 25 persen. Ini untuk mengatasi kestabilan atau keseimbangan nilai rupiah. Pencetakan uang baru itu pun sesuai dengan estimasi secara nasional," katanya.
Sedangkan untuk pencabutan uang lama ada kurun waktunya, yaitu lima sampai sepuluh tahun. Hal ini disebabkan pemunahan hanya dilakukan untuk uang lusuh, sementara yang masih layak diedarkan kembali.
Dia menambahkan, uang pecahan lama yang dalam tahapan pencetakan tidak akan dicetak.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Apalagi sekarang masih tahap pengenalan atau sosialisasi, sehingga uang baru yang beredar di masyarakat masih sedikit," kata Kepala Unit Keuangan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, Julian Nazarudin di Ternate, Rabu.
Dia menjelaskan, uang rupiah baru tahun emisi 2016 tidak langsung diedarkan dalam jumlah besar, karena uang yang lama masih banyak, sekitar 75 persen.
"Jadi uang baru yang dicetak sekitar 25 persen. Ini untuk mengatasi kestabilan atau keseimbangan nilai rupiah. Pencetakan uang baru itu pun sesuai dengan estimasi secara nasional," katanya.
Sedangkan untuk pencabutan uang lama ada kurun waktunya, yaitu lima sampai sepuluh tahun. Hal ini disebabkan pemunahan hanya dilakukan untuk uang lusuh, sementara yang masih layak diedarkan kembali.
Dia menambahkan, uang pecahan lama yang dalam tahapan pencetakan tidak akan dicetak.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017