Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat provinsi ini mengalami inflasi sebesar 3,63 persen pada Juni 2024 karena kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran terutama makanan.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 4,49 persen dan terendah terjadi di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) sebesar 2,36 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia di Ambon, Selasa.
Dia mengatakan, inflasi tahunan terjadi karena ada kenaikan harga pada indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran sebesar 6,10 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,79 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,59 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 4,74 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya 2,89 persen, kelompok transportasi 2,77 persen, kelompok pendidikan 1,68 persen, kelompok perlengkapan peralatan dan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,44 persen, kelompok perumahan, listrik air , dan bahan bakar rumah tangga 0,81 persen, dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,32 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.
Sementara tingkat inflasi bulanan Provinsi Maluku Juni 2024 sebesar 1,33 persen dan tingkat inflasi tahunan 2,03 persen.
Ia memaparkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada Juni 2024 antara lain beras, nasi dengan lauk, sawi hijau, kangkung, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, (SKM),buncis, tarif angkutan udara, bayam gula pasir, ikan layang/momar, kacang panjang, ikan tongkol/komu, kopi bubuk, pembalut wanita, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, popok bayi sekali pakai, tarif angkutan laut dan tomat.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain,ikan cakalang, ikan selar/kawalinya, cabai merah, pisang, baju kaus tanpa kerah/t-shirt pria, daun melinjo, ikan kembung/lema, pepaya, minuman ringan, handbody lotion, telepon seluler, sabun mandi cair, tas sekolah, lemon, tepung terigu, ikan kakap merah dan lada/merica.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Maluku mengintensifkan operasi pasar sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah itu lewat kegiatan pasar murah hingga pemantauan harga bahan pokok.
“Langkah yang diambil untuk pengendalian inflasi yakni operasi pasar yang tetap berjalan, pengawasan, serta gelar pasar murah terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie.
Menurut dia dibutuhkan kerja sama berbagai pihak, serta kepedulian bersama dalam penanganan inflasi, karena hal ini menjadi suatu yang mutlak guna menjaga kestabilan harga bahan pokok yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi.
"Operasi pasar tersebut harus dilakukan pada 11 kabupaten dan kota di Maluku terlebih lagi untuk tiga daerah yang masuk dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) yakni Kota Ambon, Tual dan Kabupaten Maluku Tengah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 4,49 persen dan terendah terjadi di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) sebesar 2,36 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia di Ambon, Selasa.
Dia mengatakan, inflasi tahunan terjadi karena ada kenaikan harga pada indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran sebesar 6,10 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,79 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,59 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 4,74 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya 2,89 persen, kelompok transportasi 2,77 persen, kelompok pendidikan 1,68 persen, kelompok perlengkapan peralatan dan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,44 persen, kelompok perumahan, listrik air , dan bahan bakar rumah tangga 0,81 persen, dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,32 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.
Sementara tingkat inflasi bulanan Provinsi Maluku Juni 2024 sebesar 1,33 persen dan tingkat inflasi tahunan 2,03 persen.
Ia memaparkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada Juni 2024 antara lain beras, nasi dengan lauk, sawi hijau, kangkung, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, (SKM),buncis, tarif angkutan udara, bayam gula pasir, ikan layang/momar, kacang panjang, ikan tongkol/komu, kopi bubuk, pembalut wanita, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, popok bayi sekali pakai, tarif angkutan laut dan tomat.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain,ikan cakalang, ikan selar/kawalinya, cabai merah, pisang, baju kaus tanpa kerah/t-shirt pria, daun melinjo, ikan kembung/lema, pepaya, minuman ringan, handbody lotion, telepon seluler, sabun mandi cair, tas sekolah, lemon, tepung terigu, ikan kakap merah dan lada/merica.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Maluku mengintensifkan operasi pasar sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah itu lewat kegiatan pasar murah hingga pemantauan harga bahan pokok.
“Langkah yang diambil untuk pengendalian inflasi yakni operasi pasar yang tetap berjalan, pengawasan, serta gelar pasar murah terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie.
Menurut dia dibutuhkan kerja sama berbagai pihak, serta kepedulian bersama dalam penanganan inflasi, karena hal ini menjadi suatu yang mutlak guna menjaga kestabilan harga bahan pokok yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi.
"Operasi pasar tersebut harus dilakukan pada 11 kabupaten dan kota di Maluku terlebih lagi untuk tiga daerah yang masuk dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) yakni Kota Ambon, Tual dan Kabupaten Maluku Tengah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024