Ambon (ANTARA) - Bank Indonesia memastikan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 realisasi indeks harga gabungan di provinsi itu mengalami inflasi 0,25 persen atau relatif terkendali.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, angka realisasi inflasi di Maluku pada November 2024 sebesar 0,25 persen, lebih rendah dibandingkan realisasi nasional sebesar 0,30 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku Rawindra Adriansyah di Ambon, Kamis.
Secara spasial, inflasi bersumber di Kota Ambon sebesar 0,71 persen. Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tengah yang mengalami deflasi masing-masing sebesar 2,04 persen dan 0,11 persen.
Menurut dia inflasi yang terjadi di Maluku didorong realisasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami inflasi sebesar 0,43 persen.
“Inflasi kelompok tersebut bersumber dari komoditas perikanan, ikan cakalang dan ikan tongkol," kata dia.
Peningkatan harga ikan tangkap terjadi seiring melandainya produksi ikan dibandingkan periode yang sama di 2023, di tengah berlangsungnya periode La Nina, mengakibatkan volatilitas tinggi gelombang laut terutama di perairan wilayah Maluku, sehingga nelayan terkendala melaut.
Selain itu, komoditas bawang merah dan tomat turut mengalami inflasi dengan realisasi sebesar 0,14 persen.
"Periode tanam yang sedang berlangsung pada daerah sentra, serta terbatasnya pasokan dari luar daerah memicu terjadinya peningkatan harga komoditas bawang merah dan tomat," ujarnya.
Ia menjelaskan, kelompok transportasi turut mengalami inflasi menjelang HBKN Nataru 2024. Kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 0,24 persen didorong oleh inflasi pada komoditas angkutan udara dengan andil sebesar 0,03 persen.
"Kecenderungan peningkatan harga komoditas angkutan udara dinilai pengaruh permintaan yang meningkat menjelang HBKN Nataru 2024," kata dia.
“Secara tahunan, pada November 2024, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota IHK di Provinsi Maluku tetap terjaga. Inflasi tahunan November 2024 tercatat 2,23 persen meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,13 persen . Tingkat inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional sebesar 1,55 persen.
Meskipun demikian, tingkat inflasi di Maluku masih berada dalam rentang sasaran inflasi Nasional 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen.
Menurutnya, terkendalinya inflasi pada November 2024 seiring keberlangsungan sinergisitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk terus melaksanakan berbagai program pengendalian guna memitigasi terjadinya inflasi, khususnya komoditas pangan strategis.
“Beragam upaya pengendalian inflasi yang dilakukan, pasar murah,gerakan pangan murah, operasi pasar dan subsidi langsung ke pedagang yang terus didorong untuk memastikan keterjangkauan harga terutama komoditas perikanan dan hortikultura.
Selain itu, dilakukan juga dukungan peningkatan produktivitas klaster pertanian dan klaster perikanan. Lebih lanjut, upaya pemenuhan pasokan dalam provinsi terus diupayakan dengan dilakukannya Kerja Sama Antar Daerah (KAD), baik antar provinsi maupun intra Provinsi.