Ambon (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat provinsi tersebut mengalami inflasi sebesar 1,88 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 109,81 pada Juni 2025.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 2,30 persen dengan IHK 108,00, dan terendah terjadi di Kota Ambon sebesar 1,62 persen dengan IHK sebesar 110,87," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia di Ambon, Selasa.
Dia mengatakan, inflasi tahunan terjadi karena ada kenaikan harga pada sembilan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,22 persen, kelompok kesehatan sebesar 5,77 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,65 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,95 persen.
Kemudian kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,88 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,59 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,70 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,56 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,22 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga,yaitu, kelompok transportasi sebesar 1,47 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen.
Tingkat inflasi bulanan Provinsi Maluku pada Juni 2025 sebesar 0,97 persen dan tingkat inflasi year to date sebesar 2,64 persen.
Ia memaparkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2025 dibandingkan dengan Juni 2024 menunjukan tren kenaikan.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di tiga kabupaten dan kota pada Juni 2025 terjadi inflasi tahunan sebesar 1,88 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,78 pada Juni 2024 menjadi 109,81 pada Juni 2025.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Juni 2025 antara lain emas perhiasan, beras, bawang merah, nasi dengan lauk, kopi bubuk, ikan cakalang/sisik,tomat, minyak goreng, sigaret kretek mesin, ikan tuna, sigaret putih mesin, cabai merah, ayam goreng, sepeda motor, kelapa, ikan asap, daun singkong, kue basah, ikan selar/kawalinya, dan gula pasir.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain sawi hijau, kangkung, tarif angkutan udara, bensin, tarif angkutan laut, , bayam, kacang panjang, buncis, ikan tongkol/komu, bahan bakar rumah tangga , labu siam/jipang,talas/keladi, pisang, terong, cabai rawit, telur ayam ras, popok bayi sekali pakai/diapers, tahu mentah, sabun mandi cair dan bawang bombay.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada Juni 2025, antara lain ikan tongkol/komu, bawang merah, tomat, tarif angkutan udara, cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, bawang putih, beras, ikan tuna, bayam, kangkung, ikan cakalang/sisik,ikan selar/kawalinya, ikan kembung/lema, lemon, buncis, ikan layang/momar, minyak goreng, dan ketela rambat.
Sedang komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m antara lain, tarif angkutan laut, bensin, sawi hijau, wortel, telur ayam ras, sabun detergen/bubuk, sagu, talas/keladi, baju kaus tanpa kerah/t-shirt anak dan emas perhiasan.