Ambon (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku menggalakkan program ketahanan pangan di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) di Maluku sebagai upaya pembinaan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
“Program ini sekaligus mendukung pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri di dalam Lapas,” kata Kakanwil Ditjenpas Maluku Ricky Dwi Biantoro di Ambon, Rabu.
Menurutnya, program ketahanan pangan ini tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan internal, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan warga binaan agar mereka memiliki keterampilan produktif saat kembali ke masyarakat.
Sejumlah lapas seperti Lapas Kelas IIA Ambon, Lapas Perempuan Ambon, Lapas Saumlaki, Lapas Geser hingga Rutan kelas IIA Ambon telah mengembangkan kegiatan budidaya pertanian, di antaranya adalah budidaya sayuran organik baik dengan sistem hidroponik maupun konvensional.
Menurut Ricky, kegiatan ini dilakukan secara terstruktur dengan pendampingan dari petugas serta melibatkan warga binaan sebagai pelaku utama. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi harian dalam Lapas, sebagian hasil produksi juga memiliki potensi ekonomis yang dapat memberikan kontribusi pada PNBP serta menjadi insentif bagi WBP yang aktif.
“Kegiatan ini juga kami sinergikan dengan instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan untuk pelatihan dan pendampingan teknis,” ujarnya.
Ia menambahkan, penguatan ketahanan pangan juga sejalan dengan implementasi resolusi pemasyarakatan tahun 2025, yang menekankan pembinaan berbasis produktivitas, nilai kemanusiaan, dan kemandirian.
Berkaitan dengan hal itu Kepala Rutan Ambon, Ferdika Canra, menyampaikan keberhasilan panen dari dua tahap kemandirian sebelumnya menjadi motivasi untuk melanjutkan kegiatan itu secara berkelanjutan.
“Kami terus mendorong keterlibatan aktif warga binaan dalam program pembinaan produktif. Penanaman sawi ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada, termasuk lahan terbatas di dalam rutan,” kata Ferdika.
Salah seorang warga binaan menyampaikan rasa senangnya bisa terlibat dalam kegiatan itu. Menurutnya, selain menjadi kegiatan yang positif, ia juga memperoleh keterampilan baru yang bermanfaat untuk masa depan.*