Washington (Antara Maluku) - Amerika Serikat mengatakan telah mencermati dengan seksama perkembangan di Provinsi Anbar Irak, di mana gerilyawan telah menguasai Fallujah, dan mengecam mereka sebagai "barbarian".

"Mereka bertindak barbarisme terhadap warga sipil Ramadi dan Fallujah serta melawan Pasukan Keamanan Irak. Tindakan mereka itu ditayangkan sehingga semua orang bisa melihat," kata wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki pada Sabtu berjanji akan melenyapkan "semua kelompok teroris" di Provinsi Anbar Irak, di mana militan telah menyita semua satu kota dan bagian-bagian lainnya.

"Kami tidak akan mundur sampai kita menghabisi semua kelompok teroris dan menyelamatkan rakyat kami di Anbar," kata Maliki seperti dikutip oleh televisi pemerintah Iraqiya.

Bagian-bagian dari Ramadi dan Fallujah, sebelah barat Baghdad, telah dikuasai oleh gerilyawan selama berhari-hari, mengingatkan kembali ke tahun-tahun setelah invasi 2003 pimpinan AS ketika kedua kota adalah kubu pemberontak.

Pertempuran meletus di wilayah Ramadi pada Senin, ketika pasukan keamanan berusaha melenyapkan kamp protes utama anti-pemerintah yang dibentuk setelah demonstrasi meletus pada akhir 2012 terhadap apa yang Sunni Arab katakan adalah marjinalisasi dan penargetan
komunitas mereka.

Hal ini kemudian menyebar ke Fallujah, dan pasukan keamanan kemudian menarik diri dari wilayah kedua kota, meninggalkan mereka terbuka untuk diterkam kelompok gerilyawan Al Qaida Islam Irak dan Levant untuk bergerak masuk.

Pada Sabtu, seorang pejabat senior keamanan di Provinsi Anbar mengatakan bahwa Fallujah telah benar-benar di luar kontrol pemerintah dan di tangan ISIL.

Pertempuran antara polisi dan suku sekutu di satu sisi dan gerilyawan ISIL di pihak  yang  lain menewaskan lebih dari 100 orang di Ramadi dan Fallujah pada Jumat, kata beberapa pejabat keamanan.

Itu adalah hari yang paling mematikan bagi Irak dalam beberapa tahun terakhir.

Pewarta: A. Krisna (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014