Ambon (Antara Maluku) - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Dumatubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, Letkol (Penerbang) Ketut Adhiasa mengatakan, empat korban pesawat yang jatuh di Kota Tual hari ini dievakuasi ke Jakarta.
"Dua jenazah diberangkatkan pagi hari dengan pesawat Wings air dan dua korban lainnya dengan pesawat Trigana Air pada siang hari menuju Jakarta atas persetujuan PT Intan Angkasa selaku pihak pemilik pesawat," kata Danlanud yang dihubungi dari Ambon, Rabu.
Pesawat naas yang dipiloti Widi Kurniawan ini awalnya berangkat dari Bandara Sentani, Jayapura tujuan Bau-Bau dan berniat menyinggahi Bandara Dumatubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara untuk pengisian bahan bakar.
Sayangnya kondisi cuaca yang sangat buruk di Kota Tual dan Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, membuat pilot sempat berputar-putar dan akhirnya terjatuh serta terbakar di kawasan kosong pantai Un sekitar pukul 12.10 WIT.
Tim SAR kemudian mengevakuasi keempat korban yang tubuhnya ikut terbakar ke RSUD Kota Tual sejak Minggu, (19/1) dan baru akan dievakuasi ke Jakarta pada Rabu (22/1).
Danlanud juga mengakui kalau pesawat bermesin tunggal yang jatuh di pantai Un, Kota Tual ternyata tidak dilengkapi kotak hitam (Black Box).
"Ternyata pesawat tersebut tidak dipasangi kotak hitam sesuai informasi dari pihak PT Intan Angkasa dan tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," katanya.
Tim KNKT sebanyak tiga orang telah berada di Kota Tual sejak Senin, (20/1) lalu untuk menyelidiki penyebab terjadinya musibah yang menimpa pesawat tipe pilatus single engin dengan nomor register PK-31-IWT dan menewaskan empat orang.
Makanya tim KNKT tidak bisa menemukan kotak hitam yang biasanya merekam pembicaraan terakhir pilot Widi Kurniawan dengan pihak menara di bandara yang akan disinggahi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Dua jenazah diberangkatkan pagi hari dengan pesawat Wings air dan dua korban lainnya dengan pesawat Trigana Air pada siang hari menuju Jakarta atas persetujuan PT Intan Angkasa selaku pihak pemilik pesawat," kata Danlanud yang dihubungi dari Ambon, Rabu.
Pesawat naas yang dipiloti Widi Kurniawan ini awalnya berangkat dari Bandara Sentani, Jayapura tujuan Bau-Bau dan berniat menyinggahi Bandara Dumatubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara untuk pengisian bahan bakar.
Sayangnya kondisi cuaca yang sangat buruk di Kota Tual dan Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, membuat pilot sempat berputar-putar dan akhirnya terjatuh serta terbakar di kawasan kosong pantai Un sekitar pukul 12.10 WIT.
Tim SAR kemudian mengevakuasi keempat korban yang tubuhnya ikut terbakar ke RSUD Kota Tual sejak Minggu, (19/1) dan baru akan dievakuasi ke Jakarta pada Rabu (22/1).
Danlanud juga mengakui kalau pesawat bermesin tunggal yang jatuh di pantai Un, Kota Tual ternyata tidak dilengkapi kotak hitam (Black Box).
"Ternyata pesawat tersebut tidak dipasangi kotak hitam sesuai informasi dari pihak PT Intan Angkasa dan tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," katanya.
Tim KNKT sebanyak tiga orang telah berada di Kota Tual sejak Senin, (20/1) lalu untuk menyelidiki penyebab terjadinya musibah yang menimpa pesawat tipe pilatus single engin dengan nomor register PK-31-IWT dan menewaskan empat orang.
Makanya tim KNKT tidak bisa menemukan kotak hitam yang biasanya merekam pembicaraan terakhir pilot Widi Kurniawan dengan pihak menara di bandara yang akan disinggahi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014