Ambon (Antara Maluku) - Sejumlah warga yang menjadi korban bencana alam longsor dan banjir di Dusun Waioru, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon mengadukan nasib mereka ke DPRD Maluku.

"Kami datang ke sini karena merasa aspirasi kami yang meminta pembangunan talud penahan banjir tidak terealisasi dan hanya baru lima kepala keluarga saja yang sudah menerima bantuan pemerintah," kata George Rumte, salah satu korban bencana alam Waiori di Ambon, Rabu.

Kedatangan mereka menemui komisi A DPRD Maluku untuk memediasi tuntutannya dengan Asisten II Setda Maluku, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan instansi teknis lainnya.

George menuturkan, lokasi mereka yang rawan bencana banjir dan tanah longsor terdapat di RT058/RW13 yang dihuni 78 KK.

"Banjir dan tanah longsor sejak dua tahun lalu telah merusak rumah mereka dan saat itu ada empat korban meninggal dunia, di antaranya sepasang suami istri dalam satu rumah dan dua korban lainnya masih anak-anak," katanya.

Mereka juga mengaku kecewa karena selama dua tahun ini, sudah banyak tim yang datang melakukan pendataan dan mengambil gambar warga dengan rumah mereka yang dalam kondisi rusak.

Tapi sampai saat ini belum terealsiasi juga pembangunan kembali rumah mereka dan harapan kepada pemerintah membangun talud penahan banjir sepanjang dua kilo meter tidak pernah terealisasi.

"Kalau untuk jenis bantuan kebutuhan pangan memang sudah disalurkan sejak awal bencana, tapi untuk rumah belum ada dan kami bertahan di dalam rumah yang bocor. Belum lagi kalau musim hujan saat ini warga sudah siaga untuk mengungsi," ujarnya.

Para korban bencana alam ini juga mengaku resah dengan sikap seorang warga mereka yang rumahnya tidak terkena musibah banjir dan longsor, tapi yang bersangkutan tidak bersedia membiarkan alat berat seperti traktor melewati halamannya menuju sungai Waiori.

"Yang bersangkutan memang tidak menempati rumahnya di kawasan itu tapi dia menolak halamannya dijadikan jalan masuk alat berat, padahal kami sudah melakukan pendekatan secara kekeluargaan," katanya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014