Jerusalem (Antara Maluku) - Tak ada pengganti bagi perdamaian antara Israel dan Palestina, kata Presiden Israel Shimon Peres dalam satu pertemuan dengan pemimpin organisasi Yahudi-Amerika di Jerusalem pada Kamis (20/2).

"Saya tak percaya ada pengganti buat kami atau buat palestina selain perdamaian," kata Presiden Israel tersebut. Ia menyampaikan perlunya bagi negara Palestina dan Israel, yang hidup berdampingan, demikian isi pernyataan dari biro presiden Israel itu.

"Kami harus bertanya pada diri kita apa tujuan utama dari perundingan dan kita mesti menjelaskan bahwa itu untuk mempertahankan Israel sebagai negara Yahudi ... Tujuan mereka (rakyat Palestina) juga jelas, negara merdeka mereka sendiri," kata Peres.

"Kita tak boleh menunda. Keputusan yang diperlukan itu menyakitkan tapi semua itu benar," tambah Presiden Israel tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Peres juga memuji upaya Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam menengahi kesepakatan kerangka kerja antara kedua pihak.

Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina dilanjutkan pada Juli tahun lalu, setelah tiga tahun terhenti, melalui penengahan Kerry.

Kerry saat ini mengerjakan kesepakatan kerangka kerja guna menjabarkan kemajuan masa depan dalam pembicaraan mengenai masalah inti.

Upaya Israel untuk mecapai perdamaian dengan Palestina telah dikecam oleh anggota sayap-kanan dalam koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terutama dari Partai Rumah Yahudi --yang menolak penyelesaian dua-negara.

Kerry pada Rabu (19/2) mengadakan pertemuan terpisah di Paris dengan Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh dan Presiden Pemerintah Otonomi Palestina Mahmoud Abbas mengenai pembicaraan perdamaian Palestina-Israel --yang ditaja AS.

Pertemuan Kerry dengan Abbas, yang berlangsung selama beberapa jam, dipusatkan pada kemajuan perundingan antara Palestina dan Israel, kata Jen Psaki, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip oleh media Prancis yang mengatakan itu setelah pertemuan.

Ia mengatakan perundingan telah mencapai tahap penting, dan Amerika Serikat sedang berusaha untuk mempersempit kesenjangan antara kedua belah pihak.

Psaki mengatakan waktu pertemuan Kerry dengan Abbas di Paris itu tepat.

Ia juga mengatakan Kerry bertemu dengan Judeh dan menyoroti peran penting Jordania di wilayah tersebut serta mengenai proses perdamaian.

Kedua menteri luar negeri itu, katanya, membahas berbagai isu dalam agenda pembicaraan Palestina-Israel.

Kerry selama kunjungan baru-baru ini di Timur Tengah mengusulkan perjanjian kerangka kerja yang akan membuka jalan bagi penyelesaian akhir untuk masalah seperti perbatasan, keamanan, Jerusalem dan pengungsi Palestina.

Tetapi Israel dan Palestina masih jauh landasan umum, karena negara Yahudi itu masih melaksanakan langkah-langkah provokatif sepihak dan kegiatan-kegiatan pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki. (Xinhua-OANA)

Pewarta: Chaidar (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014