Langgur (Antara Maluku) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa berjanji untuk menjadikan provinsi Maluku sebagai pusat unggulan budidaya rumput laut di Indonesia.

"Saya akan masukkan ini sebagai program kerja saya, agar bisa menempatkan daerah ini sebagai pusat keunggulan rumput laut," kata Menko Perokonomian disela-sela panen raya rumput laut di Desa Levtuan, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa.

Menko Hatta Rajasa berjanji akan mengadakan rapat koordinasi dengan Menteri Perundustrian dan Menteri Kelautan Perikanan guna membicarakan masalah tersebut, terutama mempercepat konektivitas antara pusat budidaya dengan industri hilir maupun peningkatan produktivitas, sehingga memberikan nilai tambah lebih besar.

"Langkah ini harus segera dilakukan sehingga ekosistem berbasis kelautan ini benar-benar didukung penuh dan dijadikan sebagai salah satu unggulan di Indonesia," ujarnya.

Menko Perekonomian yang sempat berbincang dengan para nelayan pembudidaya rumput laut, menemukan fakta bahwa penghasilan mereka rata-rata mencapai Rp5 juta per bulan dari hasil panen rumput laut, dan harga jual rumput laut mentah rata-rata Rp14.000 per kilo.

Menko Perkonomian yang didampingi Gubernur Maluku Said Assagaff dan Bupati Maluku Tenggara Andreas Rentanubun menegaskan, pemerintah harus berusaha keras untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dari hasil budidaya rumput laut.

"Selama ini pemerintah terus mengupayakan meningkatkan produktifitas melalui pendekatan-pendekatan teknologi serta bibit unggul. Tetapi pemerintah juga harus berusaha agar nilai tambahnya terus meningkat dengan membangun industri olahan berbasis rumput laut di sentra-sentra produksinya," tandasnya.

Ia mengakui, kualitas rumput laut yang dibudidayakan para nelayan di Maluku Tenggara dan beberapa daerah lainnya di Maluku, kualitasnya merupakan yang terbaik di dunia.

"Karena itu, saya akan mendorong pemerintah untuk membangun industri pengolahan rumput laut di Maluku Tenggara, sehingga memberikan nilai tambah lebih besar dan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat di masa mendatang," katanya.

Menko Hatta Rajasa juga sempat berkunjung dan melihat industri perikanan terpadu PT. Maritim Timur Jaya (MTJ) di Desa Ngadi, Kota Tual.

Perusahaan tersebut memiliki unit usaha penangkapan ikan, fillet ikan, industry surimi, fish meal hingga pengolahan teri, di mana 85 persen pekerjanya merupakan masyarakat lokal, serta menjalin kerja sama untuk menampung hasil tangkapan nelayan dari puluhan desa di Kota Tual dan Maluku Tenggara.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014