Beijing (Antara Maluku) - Ibu Negara AS Michelle Obama, Rabu, menyelesaikan rangkaian lawatan sepekannya di Tiongkok dengan memberi makan panda sebelum makan siang sup daging yak (sapi gunung) di sebuah restoran Tibet .

Michelle, yang bepergian dengan ibu dan putrinya, mengunjungi Pusat Penelitian Panda Raksasa Chengdu yang terletak di provinsi bagian barat daya, Sichuan .

Di sana, Michelle melihat panda berusia 22 tahun bernama Lili serta lima panda muda, menurut pegawai tempat itu.

Foto-foto menunjukkan bahwa Ibu Negara itu menggunakan tongkat panjang untuk memberikan apel ke beberapa beruang hitam dan putih yang tengah bermain dalam kandang berumput itu - tepat di samping tanda yang memperingatkan larangan memberi makan.

Pusat penelitian itu, yang ditutup untuk umum selama kunjungan keluarga tersebut, adalah tempat tinggal bagi hampir 80 panda raksasa, serta koloni panda merah.

Michelle dan keluarganya makan siang di sebuah restoran Tibet di Chengdu, pilihan yang "sesuai dengan kepentingan (Michelle) terkait hak-hak minoritas di Tiongkok", menurut staf Gedung Putih.

Masakan yang disajikan di Zangxiang Teahouse menekankan pada yak, termasuk teh mentega yak, sup yak, pai daging yak dan rusuk rebus yak.

Sichuan dan provinsi lain tetangga Tibet adalah tempat tinggal bagi kelompok minoritas Tibet, sebuah kelompok etnis yang menurut penggiat hak asasi manusia menghadapi represi agama dan budaya , yang ditegaskan oleh aksi bakar diri lebih dari 120 oleh warga Tibet dalam beberapa tahun terakhir.

Tiongkok menolak kritik tersebut dan menyalahkan aksi itu terhadap pasukan separatis yang dipimpin oleh pemimpin spiritual Tibet di pengasingan dan peraih Nobel Perdamaian, Dalai Lama .

Michelle dan keluarganya kemudian terbang meninggalkan Tiongkok melalui bandara Chengdu, menuju Amerika Serikat.

Lawatannya itu disebut sebagai perjalanan yang fokus pada isu-isu " lunak" bukannya politik, dan Michelle sebagian besar tetap setia pada janji itu. Ia bermain ping -pong dan lompat tali dengan mahasiswa serta melakukan tur ke situs-situs bersejarah di Beijing dengan mitra Tiongkok-nya Peng Liyuan.

Dengan akses wartawan sangat terbatas dan wawancara dengan Michelle dilarang selama perjalanan , potensi diskusi tanpa naskah terkait perselisihan antara Beijing dan Washington telah diminimalkan.

Tapi Michelle menyentuh isu politik dalam pidatonya yang telah disiapkan untuk mahasiswa, seperti pada hari Selasa , ketika ia mempromosikan kesetaraan etnis dan kebebasan beragama dalam sambutannya di sebuah sekolah tinggi Chengdu .

"Di Amerika , kami percaya bahwa tidak peduli di mana Anda tinggal atau berapa banyak uang yang orang tua Anda miliki - atau apa ras atau agama atau etnis Anda - jika Anda bekerja keras dan percaya pada diri sendiri , maka anda harus memiliki kesempatan untuk berhasil," katanya.

" Kami juga percaya bahwa setiap orang adalah sama , dan bahwa kita semua memiliki hak untuk mengatakan apa yang kita pikirkan dan beribadah seperti yang kita pilih, " katanya .

Pewarta: AFP

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014